Padang Panjang (ANTARA) - Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir Balaw, ungkap Indeks Perkembangan Harga (IPH) Padang Panjang Sumatera Barat, berada di posisi keempat setelah Kota Pariaman, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman, dengan nilai perubahan IPH sebesar -5,61.

"Inflasi Padang Panjang pada Juli 2024 mengacu pada inflasi Kota Bukittinggi, yaitu 3,92 persen year-on-year (yoy) naik dari Mei 3,83 persen. Sedangkan secara bulanan, terjadi inflasi 0,22 persen month to month (mtm) atau sama dengan kondisi Mei 0,22 persen," kata Tomsi Tohir Balaw, pada Rapat Pengendalian Inflasi yang digelar secara virtual dan diikuti Pj. Walikota Padang Panjang, Sonny Budaya Putra, A.P, M.Si, Senin (22/7).

Menurut dia, atas perhatian dan konsistensi Pemkot Padang Panjang, terhadap IPH yang pada Minggu ketiga Juli 2024, Kota Padang Panjang masuk dalam 10 besar Kabupaten/ Kota dengan penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) Tertinggi di Indonesia.

Kabag Perekonomian dan SDM Setdako, Putra Dewangga, S.S. M.Si menyebutkan  sembilan upaya konkret yang diperintahkan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam upaya pengendalian inflasi sudah dilakukan.

"Pada minggu ketiga Juli ini terjadi fluktuasi pada sembilan komoditi, satu mengalami kenaikan dan delapan mengalami penurunan harga. Komoditas utama yang mengalami kenaikan harga diantaranya susu bubuk 400gr naik sebesar Rp2.000 (4,44 persen) dari Rp45.000/ kotak menjadi Rp47.000/kotak," ungkap Putra Dewangga.

Sementara itu komoditas utama yang mengalami penurunan harga seperti cabai hijau dari Rp47.667/kg menjadi Rp46.000/kg. Cabai merah dari Rp53.167/kg menjadi Rp53.000/kg. Bawang merah dari Rp36 334/kg menjadi Rp35.334/kg. 
Bawang putih dari Rp39.667/kg menjadi Rp39.334/kg. Jagung pipilan dari Rp8.250/kg menjadi Rp8.000/kg. Bawang daun dari Rp12.000/kg menjadi Rp11.000/kg. Bawang bombai dari Rp45.000/kg menjadi Rp44.000/kg. Ikan Kembung dari Rp.l 63.333/kg menjadi Rp60.000/kg.

"Saat ini sebagian besar komoditi-komoditi tersebut tersedia melimpah di pasaran dipengaruhi musim panen di daerah produksi. Secara umum di Sumatera Barat mengalami hal yang sama dan ini merupakan kelanjutkan tren dua minggu terakhir," jelas dia.

Hasir pada kesempatan tersebut Pj Sekretaris Daerah Kota, Dr. Winarno, ME, Forkopimda dan OPD terkait dan undangan lainnya di Ruang VIP Lantai II Balai Kota. 
 

Pewarta : Isril Naidi
Editor : Siri Antoni
Copyright © ANTARA 2024