Padang (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK)-IPB University Prof Rokhmin Dahuri mendorong Universitas Negeri Padang agar menjadi universitas berkelas dunia atau world class university (WCU) melalui beberapa kiat.
Hal itu ia sampaikan dalam Orasi Ilmiah pada hari kedua Wisuda UNP yang ke 126 di hadapan 1.121 wisudawan dan wisudawati di Padang, Minggu.
"Untuk menjadi alumni yang berhasil dan UNP menjadi WCU (World Class University), kita mesti memahami kondisi kehidupan dan status pembangunan bangsa kita saat ini, serta peta jalan pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas pada 2045," ujarnya.
Ia melanjutkan, peta jalan pembangunan bangsa yang tepat dan benar juga mesti mempertimbangkan potensi dan permasalahan pembangunan, dan dinamika peradaban global.
Pemahaman mengenai segenap informasi pembangunan tersebut menjadi dasar bagi para alumni dan UNP pada khususnya, dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Yakni dasar untuk mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan pembangunan, jenis pekerjaan, karakteristik SDM, sistem pendidikan, riset, inovasi, dan informasi yang dibutuhkan untuk masa kini maupun masa depan.
Tema Orasi Ilmiah yang diusungnya yaitu “Positioning PTN BH UNP dalam Pembangunan Agro-Maritim sebagai Pengela Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045”.
Ia berharap supaya UNP dalam membuka Program Studi maupun Fakultas baru mesti relevan dengan IPTEK dan expertise (keahlian) yang dibutuhkan untuk pembangunan Agro-Maritim dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas, paling lambat pada 2045.
Adapun Program Studi atau Fakultas baru yang disarankan yaitu Nano-Bioteknologi Kelautan, Coastal and Ocean Engineering, Energi Kelautan, Teknik Perkapalan, Manajemen Pelabuhan dan Logistik Maritim, Pariwisata Bahari, dan Industry 4.0 Maritim.
“Sebagai PT yang berasal dari IKIP, UNP bisa membuka Program Studi dan Fakultas baru di bidang kemaritiman diatas melalui jalur Pendidikan untuk para mahasiswa calon guru maupun para mahasiswa untuk profesi non-guru," katanya.
Selain menjadi Guru Besar, dirinya juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia serta pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004.*
Hal itu ia sampaikan dalam Orasi Ilmiah pada hari kedua Wisuda UNP yang ke 126 di hadapan 1.121 wisudawan dan wisudawati di Padang, Minggu.
"Untuk menjadi alumni yang berhasil dan UNP menjadi WCU (World Class University), kita mesti memahami kondisi kehidupan dan status pembangunan bangsa kita saat ini, serta peta jalan pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas pada 2045," ujarnya.
Ia melanjutkan, peta jalan pembangunan bangsa yang tepat dan benar juga mesti mempertimbangkan potensi dan permasalahan pembangunan, dan dinamika peradaban global.
Pemahaman mengenai segenap informasi pembangunan tersebut menjadi dasar bagi para alumni dan UNP pada khususnya, dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Yakni dasar untuk mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan pembangunan, jenis pekerjaan, karakteristik SDM, sistem pendidikan, riset, inovasi, dan informasi yang dibutuhkan untuk masa kini maupun masa depan.
Tema Orasi Ilmiah yang diusungnya yaitu “Positioning PTN BH UNP dalam Pembangunan Agro-Maritim sebagai Pengela Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045”.
Ia berharap supaya UNP dalam membuka Program Studi maupun Fakultas baru mesti relevan dengan IPTEK dan expertise (keahlian) yang dibutuhkan untuk pembangunan Agro-Maritim dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas, paling lambat pada 2045.
Adapun Program Studi atau Fakultas baru yang disarankan yaitu Nano-Bioteknologi Kelautan, Coastal and Ocean Engineering, Energi Kelautan, Teknik Perkapalan, Manajemen Pelabuhan dan Logistik Maritim, Pariwisata Bahari, dan Industry 4.0 Maritim.
“Sebagai PT yang berasal dari IKIP, UNP bisa membuka Program Studi dan Fakultas baru di bidang kemaritiman diatas melalui jalur Pendidikan untuk para mahasiswa calon guru maupun para mahasiswa untuk profesi non-guru," katanya.
Selain menjadi Guru Besar, dirinya juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia serta pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan 2001-2004.*