Padang (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Sumatera Barat (TPID Sumbar) memperkuat sinergi guna menjaga pasokan pangan di daerah itu tercukupi dengan harga yang terkendali jelang Ramadhan 1442 Hijriah.


"TPID Sumbar terus aktif melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi menjelang Ramadhan 2021," kata Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama di Padang, Jumat.


Menurutnya sejumlah  upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilaksanakan mulai dari  penyaluran beras secara rutin oleh Bulog melalui Operasi Pasar maupun program  Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).


Kemudian  pihaknya juga melakukan  monitoring persediaan daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras untuk menjaga kecukupan pasokan  menjelang bulan puasa.


Tak hanya itu pihaknya juga mengoptimalkan  Toko Tani Indonesia Center melalui perluasan produk bekerja sama dengan  gabungan kelompok tani, dan distributor bahan pangan.


"Kami juga  meningkatkan koordinasi antar anggota TPID se-Sumatera Barat dalam rangka menjaga pasokan dan harga yang stabil terutama untuk komoditas pangan yang harganya bergejolak seperti cabai merah dan bawang merah," ujarnya.


Sebelumnya pada Maret 2021 mengacu kepada data yang dihimpun Badan Pusat Statistik,  Sumatera Barat mengalami inflasi 0,31 persen atau mengalami peningkatan dibandingkan Februari yang mengalami deflasi 0,38 persen.


Wahyu mengemukakan inflasi Sumbar  disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau peningkatan yaitu  harga komoditas cabai merah, bawang merah, ikan gembolo/ikan aso-aso.


Cabai merah mengalami kenaikan harga karena terbatasnya pasokan terutama cabai merah Jawa akibat bencana banjir yang melanda di beberapa daerah di Pulau Jawa, sementara itu cabai merah lokal Sumbar sebagian juga didistribusikan ke luar Sumbar, ujarnya.


Peningkatan harga komoditas bawang merah juga terjadi  karena keterbatasan pasokan akibat curah hujan yang tinggi mempengaruhi proses pengeringan hasil panen, sehingga hasil panen tidak dapat segera didistribusikan untuk memenuhi permintaan masyarakat.


Komoditas lain yang mengalami inflasi yaitu komoditas hasil laut seperti ikan gembolo/ikan aso-aso dan ikan cakalang/ikan sisik  disebabkan menurunnya pasokan di masyarakat akibat berkurangnya intensitas melaut para nelayan di tengah cuaca yang kurang baik di Sumatera Barat.


Kelompok lain yang turut menyumbang inflasi yaitu kelompok kesehatan disebabkan oleh kebijakan  kenaikan harga tarif rumah sakit untuk mengakomodasi  kebutuhan pelayanan kesehatan di tengah terbatasnya sumber daya rumah sakit akibat pandemi COVID-19.


Inflasi pada Maret 2021 tertahan oleh penurunan harga mobil didorong kebijakan pemerintah melakukan pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kategori mobil baru 1.500 cc ke bawah dengan kandungan lokal 70 persen , terhitung selama tiga bulan sejak 1 Maret 2021.





 

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2024