Padang, (ANTARA) -  Mahasiswa jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas menampilkan kesenian Sirompak pada Festival Kebudayaan dan Alek Seni Minangkabau  2019 yang diadakan Fakultas Ilmu Budaya (FIB)  Universitas Andalas  (Unand) Padang pada 8 November 2019 
.
Pemain Sirompak Febri Mayang Rahayu mengatakan Sirompak merupakan sebuah ritual menyanyikan syair dan mantra yang diiringi alat musik saluang yang mempunyai lima  lubang, dan dimainkan guna memanggil roh halus untuk mempelet seseorang, yang berasal dari daerah Payakumbuh, Sumatera Barat.

“Dahulunya Sirompak dimainkan dengan diiringi mantra, agar bisa membalaskan dendam seseorang dengan mengikuti perintah dari mantra yang dinyanyikan,” ujar Febri

Febri mengatakan pada Festival Kebudayaan dan Alek Seni Minangkabau dia mengemas kesenian Sirompak dalam bentuk tari-tarian yang menggambarkan bagaimana seseorang dipelet dan disakiti menggunakan mantra dari ritual Sirompak.

“Untuk nyanyian/dendang sirompak yaitu Kakak Denai dan Silih bongih, maksud kata kakak adalah diri kita, yang tumbuh dari gumpalan daging yang berhubungan dengan tali pusat,” ujar dia.

Dahulunya sirompak dimainkan dapat sendiri, namun untuk penampilan pada Festival Kebudayaan dan Alek Seni Minangkabau dimainkan  secara bersama-sama memainkan alat musik instrumen yang berbeda dengan enam orang temannya  

“Dahulunya hanya perlu saluang dan dendang/ mantra, untuk mewujudkan ilmu sihir Sirompak, tetapi saat ini saya ingin menyesuaikan dengan perkembangan zaman, makanya saya garap dengan bermacam-macam alat instrumen, seperti gandang, didgeridoo, saluang, sarunai, bansi, bass, canang dan peralatan lain seperti kemenyan,kain putih dan carano,” ujar dia.

Panitia kegiatan Dandi Irawan mengatakan mereka memilih sirompak sebagai seni yang ditampilkan karena merupakan salah  satu kesenian yang dekat dengan masyarakat Minangkabau dan  berharap dengan adanya tari sirompak ini mendorong orang lain melestarikan kesenian Minangkabau. 

 “Pertunjukan sirompak ini  bagus karena mahasiswanya kreatif dalam mengemas kebudayaan  dengan sesuatu yang berbeda tanpa mengurangi tujuan ditampilkannya kesenian tersebut,” ujar Ikke Fitria salah satu penonton 

Penulis adalah mahasiswa magang di portal berita www.sumbar.antaranews,com


 

Pewarta : Nada Kurnia
Editor : Ikhwan Wahyudi
Copyright © ANTARA 2024