Jakarta (ANTARA) - Salah satu pelaku penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto yang bernama Syahril Alamsyah alias Abu Rara diduga terpapar paham radikal.
"Terduga pelaku saat ini sudah diamankan di Polres Pandeglang dan masih diperiksa oleh Polres Pandeglang, Polda Banten dan dibantu Densus 88. Diduga pelaku terpapar radikal ISIS," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Afiliasi pelaku dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia masih didalami.
Dari hasil keterangan sementara, motif pelaku yang terpapar paham radikal akan menyerang pejabat publik yang melakukan penegakan hukum terhadap kelompok itu.
Syahril Alamsyah berasal dari Medan dan durasi berada di Banten masih didalami oleh kepolisian. Bahkan, pelaku telah mempersiapkan senjata tajam saat berada di acara yang digelar di Universitas Mathlaul Anwar itu.
Dedi Prasetyo membantah penusukan menunjukkan terjadi kecolongan dalam pengamanan Wiranto karena interaksi masyarakat dengan pejabat publik saat di daerah merupakan kegiatan yang wajar.
"Bersalaman, disapa, itu hal yang biasa. Barikade untuk untuk pengawalan tetap melekat. Ada pamkat dekat beliau, pamwal juga ada. Standar operasional prosedur pengawalan dan pengamanan pejabat publik melekat," kata Dedi Prasetyo.
Polisi telah menangkap dua pelaku penusuk Wiranto, selain Syahril Alamsyah, juga seorang perempuan bernama Fitri Andriana asal Brebes.
"Terduga pelaku saat ini sudah diamankan di Polres Pandeglang dan masih diperiksa oleh Polres Pandeglang, Polda Banten dan dibantu Densus 88. Diduga pelaku terpapar radikal ISIS," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Afiliasi pelaku dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia masih didalami.
Dari hasil keterangan sementara, motif pelaku yang terpapar paham radikal akan menyerang pejabat publik yang melakukan penegakan hukum terhadap kelompok itu.
Syahril Alamsyah berasal dari Medan dan durasi berada di Banten masih didalami oleh kepolisian. Bahkan, pelaku telah mempersiapkan senjata tajam saat berada di acara yang digelar di Universitas Mathlaul Anwar itu.
Dedi Prasetyo membantah penusukan menunjukkan terjadi kecolongan dalam pengamanan Wiranto karena interaksi masyarakat dengan pejabat publik saat di daerah merupakan kegiatan yang wajar.
"Bersalaman, disapa, itu hal yang biasa. Barikade untuk untuk pengawalan tetap melekat. Ada pamkat dekat beliau, pamwal juga ada. Standar operasional prosedur pengawalan dan pengamanan pejabat publik melekat," kata Dedi Prasetyo.
Polisi telah menangkap dua pelaku penusuk Wiranto, selain Syahril Alamsyah, juga seorang perempuan bernama Fitri Andriana asal Brebes.