Padang, (Antaranews Sumbar) - Direktur Utama PT Semen Padang Yosviandry mengutarakan saat ini pihaknya menghadapi tantangan kelebihan suplai karena rata-rata produksi semen yang terserap hanya sekitar 66 persen.
     "Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung sampai dengan 10 tahun ke depan," kata dia di Padang, Kamis dalam upacara peringatan 60 tahun pengambilalihan PT Semen Padang dari pemerintah Belanda pada 18 Maret 1958.
     Menurutnya saat ini produsen asing khususnya semen Cina semakin gencar memasuki pasar dalam negeri.
     Kemudian, perusahaan nasional juga dihadapkan dengan tantangan baru yaitu  keluarnya kebijakan Permendag 07 tahun 2018 tentang diperbolehkannya  impor klinker dan semen ke Indonesia. 
    Pada sisi lain  harga pokok semakin meningkat dengan naiknya BBM dan batubara dunia hingga melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang  berdampak pada tingginya harga suku cadang, persediaan dan peralatan impor, katanya.  
    Ia mengemukakan dampak yang paling  dirasakan saat ini adalah turunnya laba perusahaan dalam  lima tahun terakhir.
    Yosviandry menyebutkan pada 2012 Semen Padang mencatatkan laba bersih sebesar Rp927,69 miliar,  2013 meningkat menjadi Rp1,04 triliun. 
    Lalu, pada 2014 turun menjadi Rp927,61 miliar,  2015 turun menjadi Rp722,83 miliar,  2016 sedikit naik menjadi Rp723,80 miliar dan  2017 turun menjadi Rp498,76 miliar.
    Menurut dia pada 2013 menjadi masa keemasan bagi industri semen nasiona karena hanya ada tujuh pemain semen di tingkat nasional.
   " Kini menjadi 15 pemain,  tak hanya dari pemodal dalam negeri, namun juga perusahaan semen top dunia," ujarnya.
    Ia melihat para pemain baru itu juga meningkatkan kapasitas produksi di sisi lain, permintaan  nasional tidak bertumbuh positif seperti  yang diharapkan. 
    "  Kondisi ini diperparah kenaikan harga pokok produksi,   ketika terjadi perang harga di pasaran, sejumlah pemain  ada yang memilih menurunkan harga, dan bahkan ada pula yang  memberhentikan sementara karyawan, "katanya. 
    Akan tetapi ia  berharap di 2018 pencapaian laba bersih bisa meningkat di atas tahun 2017 dengan melakukan upaya-upaya efisiensi untuk  mendongkrak kinerja keuangan.
    Namun untuk bisa kembali memenangkan persaingan tidak cukup hanya berhemat,  perlu muncul ide-ide kreatif untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mengoptimalkan aset – aset perusahaan," katanya.
    Di internal perusahaan, Yosviandri mendorong jajaran untuk terus melakukan berbagai inovasi.
     "Diskusi-diskusi yang bermuara pada pengumpulan inovasi-inovasi  terus dikembangkan,  manfaatkan segala fasilitas yang disediakan perusahaan,  silahkan menggunakan rumah knowledge sebagai homebase terciptanya ide-ide kreatif yang dikoordinir oleh biro inovasi," kata dia.
    Pemerhati sejarah Sumbar yang kini menjabat Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi mengakui Semen Padang menghadapi tantangan yang tidak ringan hingga 10 tahun mendatang.
      Namun wartawan senior itu menekankan, sebenarnya tantangan yang sudah dilewati Semen Padang jauh lebih berat  misalnya, saat perusahaan ini nyaris dilego menjadi besi tua ke Perusahaan Prancis, Ciccofrance tahun 1968.
    "Oleh sebab itu Semua jajaran Semen Padang harus kompak, saling mendukung untuk kemajuan perusahaan. Ciptakan rasa saling percaya," katanya. (*)

Pewarta : Ikhwan Wahyudi
Editor : Mukhlisun
Copyright © ANTARA 2024