“Siapa yang Ingin Saya Temui: ALLAH S.W.T tmend2 baek qu., alumni jhu de kHa.. anag2 c_ld..(pdhal tiap hri ktmu..) anag les bu sieenn.”
Begitulah isi profil di friendster milik almarhumah Anggreini Meiresky, dara manis berusia 13 tahun, siswi SMP Negeri I Padang kelas II-8d di situs http://profiles.friendster.com/67129906. Anggi - begitu ia biasa dipanggil oleh para sahabat dan guru di lingkungan sekolah – menggapai “cita-citanya” untuk menemui sang pencipta.
Tak disangka, perempuan kelahiran Padang pada bulan April 1991 itu meraih “angan-angan” seperti yang diekspresikannya dengan cara dibunuh orang yang biasa mengantar dia ke sekolah. Seorang tukang ojek yang biasa disapa Ari.
Peminat jalan-jalan, dengar radio (jika tidak sedang sibuk), baca novel dan komik, santai-santai, mendengar musik, berfoto ria, berkaca dan internet tersebut tewas mengenaskan dan ditemukan warga di kawasan kawasan Korong Kabun, Pasar Usang, Kenagarian Sungai Buluah Batang Anai, Padang Pariaman, Selasa (16/6), sekitar 40 kilometer dari pusat kota Padang.
Meski di dalam friendster, gadis berzodiak taurus tersebut menyebutkan bahwa teman-temannya menilainya sebagai sosok yang cuek, dan judes, tetapi pecinta novel Lupus itu juga memiliki karakter yang selalu ceria.
“Anggi sangat pintar dalam hal pelajaran matematika. Tidak disangka, Anggi meninggal dengan dibunuh dan kami tahu sekitar jam 13.00 WIB kemarin. ujar Fitri Handayani, teman sebangku Anggi, Rabu (17/6).
Dalam situs tersebut, Anggi memiliki 964 teman dan dan ngefans kepada 32 di antaranya. Tak hanya itu. Ia juga menambahkan aplikasi MP3 Music Player dan background pemeran film Hollywood Twilight serta 39 foto pada akun miliknya. Ini menandakan ia seorang yang sangat paham dengan jejaring tersebut.
Sahabatnya ber-id, dbii mengirim kan pesan, innalillahi wainnailaihi raji'un.
kmu kq cepet bgt perginy nggi??
qt semua sayang ma kmu nggi.
semoga kmu d terima d sisi-Nya.
semoga kmu tenang d sana.
iia wlopun ak tw, comment ak ne gag akan pernah d baca n gag akan pernah d bls sama kmu.
ak, piti, ume, ijul udah punya rencana.
insyaallah skli sminggu qt akan k kuburan kmu.
goodbye teman.
qt semua udah ikhlasin kmu.
Tentu saja, kematian Anggi meninggalkan “luka” bagi para sahabat terdekat Anggi. “Saya sangat kehilangan Anggi, apalagi ia merupakan orang yang suka bermain facebook dan friendster. Kami sering memberikan komentar terhadap isi yang ditulis di dinding,” kenang fitri.
Antara-sumbar.com mencoba akses facebook miliknya di situs http://www.facebook.com/profile.php?sid=d72cfdf568feb1f7741ae9d2ae3e9200&id=1773510782&hiq=anggreini%2Cmeiresky&ref=search sayangnya situs ini harus memiliki persetujuan pengguna untuk dapat diakses.
Diantar Tukang Ojek
Rabu (17/6) sekitar pukul 11.30 WIB, SMP Negeri I masih dalam suasana ujian hari ke tiga. Suasana duka sudah terlihat saat mulai menginjakkan kaki di depan gerbang sekolah yang berlamat di Jl. Jenderal Sudirman tersebut.
Almarhumah, menjadi bahan pembicaraan oleh para siswa dan guru. Mereka berkumpul secara berkelompok guna mengetahui misteri kematian Anggi. Tetapi hingga kini kasus ini masih diselidiki oleh pihak yang berwajib.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Padang, Ahmad Nurben yang ditemui antara-sumbar.com menyebutkan, sebelum Anggi menghembuskan nafas terakhirnya, ia sempat diantarkan oleh tukang ojek dan diturunkan di depan gerbang sekolah pada Selasa (16/6) kemarin.
“Saya mengetahuinya secara langsung dari tukang ojek (yang diduga sebagai pembunuh) tersebut karena saya sempat memanggilnya datang ke sini dengan cara meneleponnya yang nomornya saya dapatkan dari orang tua Anggi,” jelasnya.
Pada Selasa (16/6) lalu, Anggi tidak hadir saat ujian IPS dan Bahasa Inggris. Unutk mengetahui secara pasti, Nurben langsung menghubungi orang tua Anggi dan meminta kepastian apakah Anggi berangkat ke sekolah atau tidak. Ternyata ia berangkat ke sekolah dengan diantar oleh tukang ojek langganannya.
Merasa sudah dekat, antara si tukang ojek dan Ibu Anggi saling tukar nomor telepon. “Itulah sebabnya mengapa saya bisa mendapat nomor teleponnya,” sambungnya.
Mereka bercerita secara panjang lebar selama kurang lebih satu jam, membicarakan tentang komunikasi yang terjadi antara Ari dan Korban selama dalam perjalanan.
“Ia mengaku tidak memperhatikan Anggi ketika akan masuk ke lingkungan sekolah,” kata Nurben.
Karena Ari agak gugup, dan terkesan mencurigakan, Nurben langsung menghubungi polisi lalu lintas yang bertugas di sekitar sekolah tanpa sepengetahuan Ari. “Saya berusaha bercerita hal yang lain dan mengajak makan agar ia tidak pergi meninggalkan sekolah, lalu polisi pun datang, dan meminta keterangan dari Ari,” katanya.
Selang setengah jam, tiga orang anggota buser dari Padang Pariaman datang ke sekolah , dan membawa Ari menuju mobil, karena ramainya pelajar dan guru yang melihat. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sebuah kartu telepon seluler dari tangan Ari.
“Setelah kita hubungi ternyata sama dengan nomor milik Anggi, karena sebagian guru di sini memiliki nomor HP siswa, dan Ari pun langsung dibawa,” katanya.
Ia menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian dan berharap agar kejadian seperi ini tidak terulang kembali. (*/RAR)
"Ingin Menemui Allah SWT"
www.friendster.com