Sore itu akhir Juli 2008 silam, suasana ruangan pertemuan di gedung BK3S Padang penuh haru. Sebagian hadirin tidak kuasa menahan air matanya. Di depan aula tampak dua kursi telah disiapkan untuk dua tamu yang sangat dihormati.
Kedua orang itu adalah sepasang suami istri yang telah memasuki usia senja yaitu Mardanis St.Tanameh dan Nurmi. Sore itu putra pertama mereka Mahyeldi secara resmi memohon doa dan restu untuk menerima amanah sebagai calon wakil wali kota Padang 2009-2013 mendampingi Fauzi Bahar.
Dihadapan pengurus PKS kota Padang dan sejumlah kader Mahyeldi minta doa dan restu kepada dua sosok yang paling berarti dalam hidupnya. Ia tak kuasa menahan air mata. hadirin ikut terharu. "Edi minta doa dan restu kepada amak dan apak untuk menerima amanah sebagai calon wakil wali kota Padang," kata dia.
Fauzi Bahar mengatakan berpasangannya ia dengan Mahyeldi pada pilkada Padang 2008 bukan suatu kebetulan. "Ini bukan kebetulan, tapi sudah merupakan kehendak Allah SWT," katanya. Fauzi ikut mohon doa restu kepada dua orang tua Mahyeldi. "Mahyeldi beruntung karena masih punya orang tua, karena itu orang tua Mahyeldi adalah orang tua saya," katanya.
Tepat 23 Oktober 2008 pilkada kota Padang berlangsung. Pasangan yang
diusung oleh PKS dan PAN tersebut berhasil unggul dengan 156.339 suara atau 51,53 persen. Akhirnya 18 Februari 2009 secara resmi Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi melantik pasangan Fauzi Bahar dan Mahyeldi sebagai pemimpin ibu kota provinsi lima tahun kedepan.
Hari pertama menjalankan tugas sebagai wakil wali kota, Mahyeldi memulai aktivitas dengan shalat Subuh berjamaah pada salah satu masjid yang ada. Momentum Subuh berjamaah dijadikan sarana berinteraksi dan membangun komunikasi dengan warga.
Seiring berjalan waktu, jabatan wakil wali kota yang disandangnya tak membuat ia berubah. Mahyeldi tetap rendah hati dan bersahaja. Banyak yang tidak menduga ia adalah salah seorang pejabat penting jika telah turun ke masyarakat.
Ia tak segan memungut sampah di pantai Padang, membersihkan selokan yang kotor dan lainnya. Masyarakat yang hendak berjumpa atau mengundang acara sedapat mungkin ia coba hadiri.
Ia tidak segan makan di warung kaki lima dan dikenal dekat dengan seluruh kalangan masyarakat. Bagi dia sesuai pesan orang tuanya, jabatan adalah amanah. Seorang pemimpin pada hakikatnya adalah pelayan masyarakat.