Bupati Harapkan Tingkat Kelulusan UN Meningkat

Tuapejat, (Antara) - Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet mengharapkan hasil Ujian Nasional (UN) bagi siswa SLTA dapat naik peringkat dan tidak selalu berada di urutan paling buncit dari 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat.Saya sangat mengharapkan peringkat kelulusan UN Mentawai tahun ini dapat lebih baik dan naik peringkat, jangan lagi di urutan paling bawah," kata Yudas usai melakukan peninjauan pelaksanaan UN di SMA Negeri 2 Sipora Tuapejat, Selasa.Di bidang pendidikan, kata Yudas, pihaknya tengah memacu kualitas untuk mewujudkan Sumberdaya Manusia (SDM) Mentawai ke depan yang lebih baik, hal itu dibuktikan dengan berbagai upaya termasuk dalam peningkatan anggaran untuk pendidikan.Anggaran pendidikan kita terbesar di Sumatera Barat, ada 26 persen dari APBD kita, kita peruntukkan untuk bidang pendidikan, tentu ini harus dibarengi dengan kerja keras untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih baik, ujarnya.Kepala Dinas Pendidikan Mentawai Sermon Sakerebau mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk peningkatan rangking kelulusan UN tingkat SLTA, di antaranya pihak sekolah melakukan remedial atau melakukan pengulangan pengajaran untuk anak didik yang dianggap kurang mampu menerima mata pelajaran, terutama pada bidang studi yang di UN-kan.Selain itu, kegiatan ekstra kurikuler juga difokuskan kepada para guru bidang studi untuk memberikan kembali pelajaran tambahan, dengan pola latihan dan tugas-tugas secara rutin dengan pendampingan guru bidang studi bersangkutan. Kepala Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan Mentawai, Motisokhi Hura menyebutkan pelaksanaan ujian nasional untuk SLTA pada 2014 di Kabupaten Kepulauan Mentawai diikuti 803 siswa dari seluruh SLTA Negeri dan swasta di Mentawai.Ada 803 siswa dan siswi, tapi kita belum bisa memberikan berapa untuk jurusan IPA maupun IPS, tapi untuk UN SLTA seluruh Mentawai ada 803, dan itu bisa mengikuti semua, ujar Moti.Moti menyebutkan, UN SLTA yang digelar dari 14-16 April 2014 itu dalam pelaksanaannya menggunakan sistem pengawasan silang setengah yaitu dengan menempatkan guru-guru SLTA maupun SLTP bergantian dan berlainan sekolah, sementara dalam pendistribusian soal UN juga dibantu pihak kepolisian khususnya pada Polsek-polsek di kecamatan untuk menjamin keamanan. (dio)