Bupati : Mentawai Tidak Menolak Raskin

id Bupati : Mentawai Tidak Menolak Raskin

Bupati : Mentawai Tidak Menolak Raskin

Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dalam temu ramah bersama beberapa pimpinan redaksi surat kabar di Padang

Padang, (Antara) Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet membantah daerah yang dipimpinnya menolak jatah beras miskin (raskin) seperti yang pernah dilansir beberapa media baru-baru ini. "Perlu saya luruskan, Mentawai tidak pernah menolak jatah raskin, namun kita memang hentikan distribusi raskin itu, mengingat biaya distribusi yang tidak sebanding dengan jatah beras yang akan kita distribusikan," kata dia di hadapan beberapa wartawan dan pemimpin redaksi surat kabar harian di Padang, Sabtu (15/2). Selanin itu kata dia, masyarakat Mentawai tidak mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Di menjelaskan, biaya untuk menyalurkan jatah beras miskin ke warga yang mendiami pulau-pulau di Mentawai hampir Rp2,5 miliar. Biaya besar itu, kata Yudas tidak sebanding dengan jumlah beras yang didistribusikan, apalagi sampai saat ini dari jumlah keseluruhan penduduk Mentawai hanya 25 sampai 30 persen yang mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Saat ini penduduk Mentawai sudah mencapai 84 ribu lebih, tapi hanya 25-30 persen saja yang mengonsumsi beras, itupun masyarakat yang tinggal sekitar ibukota kecamatan. Warga pedalaman masih tetap mengonsumsi sagu sebagai makanan pokok. Tradisi masyarakat Mentawai menggonsumsi sagu sebagai makanan pokok, sebenarnya juga mendukung program perintah dalam penganekaragaman pangan pokok lokal pengganti beras. Namun kata dia, dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan, dan juga menghindari ketergantungan pasokan bahan pangan, khususnya beras dari daerah lain, daerah yang dipimpinnya mulai menjalankan program budidaya pertanian padi yang dilakukan secara bertahap. "Saya mempunyai prinsip, daripada kami impor beras, kami kan punya tanah yang luas, sebaiknya kami membuka areal sawah, sehingga nantinya justru bisa ekspor beras, dan suatu ketika nanti ada karung beras berlabel Mentawai," kata Yudas. Disebutkan, melalui Dinas Pertanian setempat, pada tahun 2013 telah dimulai perluasan sawah sebanyak 265 hektare ditambah rehab sawah yang sudah ada seluas 95 hektare, dan terus akan ditingkatkan pada setiap tahunnya, sehingga pada tahun 2016 telah ada sawah baru seluas 1.600 hektar. Sawah seluas itu kata dia, diyakini kebutuhan pangan masyarakat Mentawai akan terpenuhi. Temu ramah Bupati Mentawai bersama para pimpinan redaksi beberapa media yang digelar secara santai itu juga membicarakan berbagai hal menyangkut berbagai program pembangunan di Mentawai, mulai dari masalah budaya, adat tradisi Mentawai, masalah pertanian, transportasi, pendidikan bahkan sampai masalah kehadiran wartawan "bodrex" (wartawan gadungan) yang masih sering beraksi di Tuapejat, ibu kota Mentawai. (**/dio/WIJ)