Padang (ANTARA) - Pengamat energi sekaligus Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset Universitas Andalas, Dr. Eng. Muhammad Makky menilai potensi ancaman krisis BBM di daerah bencana di Sumatera saat ini bukan karena kekurangan stok, tetapi akses jalan yang sulit sehingga distribusi terganggu.
"Stok di Depo Pertamina Bungus Kota Padang masih dalam kondisi mencukupi. Yang terkendala itu mengantarkan stok dari Bungus ke daerah-daerah yang terisolir,” katanya.
Makky menyebut, Pertamina sebenarnya memiliki pengalaman panjang menangani distribusi BBM di kawasan sulit, termasuk di Papua dan daerah-daerah kepulauan terpencil. Salah satu strategi yang bisa segera diterapkan adalah bekerja sama dengan swasta maupun masyarakat lokal untuk mengatasi hambatan akses darat.
“Untuk menyeberangkan BBM ke wilayah terisolir, masyarakat bisa dilibatkan dan diberikan insentif. Ini bukan hal baru bagi Pertamina,” ujarnya.
Terkait estimasi durasi pemulihan sektor energi, Makky menilai hal itu sangat bergantung pada kecepatan perbaikan infrastruktur jalan.
“Daerah yang punya rute alternatif masih bisa ditangani dengan strategi Pertamina. Tapi lokasi yang semua aksesnya putus total akan jauh lebih sulit,” katanya.
Ia pun mendorong langkah cepat dan taktis agar kebutuhan energi warga di daerah terdampak bisa segera terpenuhi.
“Saya mengusulkan dibukanya Posko BBM di titik bencana, lalu menggunakan kendaraan roda dua atau menyalurkan BBM dalam kemasan 10 liter untuk daerah-daerah terisolir. Ini pernah dilakukan saat kemacetan maut di Brebes tahun lalu. Jadi bukan hal baru,” jelas Makky.
Namun dalam situasi seperti ini, ia mengingatkan bahwa kelonggaran kebijakan, seperti arahan pemerintah pusat agar sementara tidak menggunakan QR Code untuk pembelian BBM, bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang mencari untung semata.
“Ada peluang dan tantangan. Di satu sisi, masyarakat bisa memanfaatkan situasi untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menjual BBM eceran. Tapi di sisi lain, pelaku bisnis yang serakah bisa menimbun BBM dan memicu kecurangan ,” tegasnya.*
