Bukittinggi, (Antara) - Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) Publik Service Obligation (PSO) dari Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) RI-LKBN Antara mengunjungi dua televisi lokal di Sumatera Barat (Sumbar) guna melihat penyiaran berita dan pola kerjasama yang dilaksanakan di daerah. Kunjungan tim Monev Kemenkominfo-LKBN Antara ke Pass TV Payahkumbuh dan BiTV Bukittinggi, Senin malam, karena kedua televisi lokal tersebut menyiarkan berita-berita PSO produksi Antara TV bekerjasama dengan Kemenkominfo RI. Rombongan tim Monev akan berada di Sumbar selama tiga hari mulai 25-27 November 2013, antara lain Dirkomtek Perum LKBN Antara Henpi Nartomo Prajudi, Arien Woelandari dan Unggul Suryo Putranto, Andre WF dari Ditjen Informasi dan kominakasi Publik (IKP) Kemenkominfo, didampingi Kepala Biro Antara Sumbar Herman Nasir. Kunjungan pertama ke Pass TV di Payahkumbuh kemudian ke BiTV di Bukittinggi mendapat sambutan dari manajemen dan kru dua televisi lokal itu. Rombongan tim Monev juga sempat menyaksikan siaran berita produksi Antara TV yang ditayangkan stasiun Pass TV dan BiTV di kota berhawa sejuk tersebut. Dirkomtek Perum Antara, Hempi dan Unggul melakukan dialog berkaitan sisi kelebihan dan kelemahan pemberitaan yang ditayangkan melalui TV lokal tersebut. Dari penjelasan dua manajemen TV lokal itu, tim Monev PSO cukup puas dan memberi apresiasi atas kerja sama serta menerima masukan untuk perbaikan di masa mendatang. Dirkomtek LKBN Antara, Hempi menyampaikan tujuan pemberitaan Antara TV adalah untuk melakukan perimbangan pemberitaan ke publik dengan posisi netral. Namun bukan berarti memihak kepada pemerintah semata, jika pun ada yang salah tetap dikritik tetapi penyampaiannya secara benar dan konstruktif. Ia mengatakan, Kemenkominfo tentu sangat berkepentingan karena selama ini banyak yang telah diperbuat pemerintah, namun mihil ekspose dan publik banyak disuguhi pemberitaan miring. "Kami mengkritik dengan cara membangun, Antara bersama Kemenkominfo bergandengan untuk menyampaikan informasi ke masyarakat yang tidak secara memihak," tambahnya. Unggul dari Tim PSO Ditjen IKP Kemenkominfo, menyampaikan, cukup puas dengan apa yang telah dilakukan televisi lokal dalam penyiaran berita yang dikerjasamakan melalui Kantor Berita Antara. Pola yang dilakukan, tentunya informasi dalam bentuk pemberitaan yang disajikan bisa langsung sampai ke tengah masyarakat, apalagi menggandeng TV lokal yang punya jangkau seperti Pass TV Payakumbuh dapat menyentuh empat kabupaten/kota di wilayah sekitar. "Kami terkesan dengan apa yang dijelaskan dan dipaparkan manajemen Pass TV dan respons positif masyarakat terhadap pemberitaan yang ditayangkan. Belakangan ini banyak informasi yang dikomunikasikan media jauh dari unsur mendidiknya," katanya. Justru itu, pemberdayaan televisi lokal melalui dengan kerja sama dengan Antara TV cukup efektif, sehingga berita yang disajikan ke masyarakat ada unsur pendidikan, pemberdayaan dan membangun semangat nasionalisme. Pemimpin manajemen Pass TV, Rahmat Zean menjelaskan berita-berita yang diproduksi Antara TV sangat dinantikan masyarakat, khususnya yang belum terjangkau televisi berbayar dan digital. Hal itu tak terlepas berita Antara TV cukup netral dalam mengupas suatu persoalan dan memihak kepada satu kelompok atau golongan tertentu dalam pemberitaannya. "Masyarakat pun sudah jenuh melihat berita-berita yang banyak ditayangkan televisi swasta yang selalu memihak satu kelompok dan memojokan kelompok lain, artinya begitu kental muatan kepentingan tertentu," tambahnya. Menurut Rahmat, masyarakat sudah tahu dan begitu cerdas dalam melihat isi pemberitaan yang ditayangkan televisi, disiarkan dan radio serta diterbitkan media cetak. Bahkan terkesan, masyarakat sudah jenuh dengan berita-berita bernuasa polemik atau selalu mengupas masalah dan memojokan pemerintah semata, maka kebutuhan cenderung pada berita yang nuansa netralitasnya dikedepankan. "Kami telah melakukan survei terhadap kepuasan masyarakat atas pemberitaan yang ditayangkan, terbukti masyarakat menyukai berita-berita yang tidak syarat dengan kepentingan kelompok tertentu. Masyarakat di Payakumbuh menjadikan favorit siaran 'Mata Indonesia', yang merupakan feature ditayangkan delapan kali dalam sebulan," katanya. Sedangkan untuk penayangan berita lepang diminta setiap hari, tapi Antara TV pada Sabtu-Minggu tak produksi, sehingga harus menyesuaikan. Padahal, pada setiap akhir pekan ada masyarakat yang menelepon ke studio Pass TV menanyakan kenapa tak ada berita nasional atau berita Antara TV. "Maunya masyarakat berita-berita nasional dan internasional ditayangkan setiap hari. Hal itu membuktikan kebutuhan masyarakat terhadap perkembangan informasi, apalagi sekarang nonton tak harus di rumah," katanya. Rahmat menambahkan, jangkauan frekuensi Pass TV bisa ke empat daerah tentangga, meliputi Payakumbuh, Lima Puluh Kota, Agam dan Bukittinggi dengan waktu tayang mulai pukul 8.00-12.00 dan 15.00-01.00 Wib setiap hari. TV lokal yang didirikan sejak 2010, semakin dihati masyarakat dengan adanya kerja sama pemberitaan dengan Antara TV. Begitu juga ketika kunjungan ke BiTV di Kota Bukittinggi, kerja sama pemberitaan dengan berita yang diproduksi Antara TV sangat sejalan dengan ideologi televisi lokal itu. BiTV punya orientasi isi konten siaran sekitar 80 persen muata lokal, maka berita yang kerja sama dengan Antara TV dilakukan editing ulang supaya dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat daerah, sehingga pesannya lebih mudah dipahami. "Kami mengolah ulang berita Antara TV tujuannya agar pesan disampaikan cepat dimengerti, jika konteks penyampaian dengan bahasa Indonesia secara utuh bisa jenuh juga masyarakat. Berita disiarkan Antara TV banyak yang mendidik dan berkaitan dengan program pembangunan yang sipatnya ada partisipatif masyarakat," tambahnya. Secara terpisah manajemen BiTV, Sukendra menyampaikan, hal senada bahwa kerja sama pemberitaan dengan Antara TV cukup memberi dampak positif dan memenuhi produksi pemberitaan untuk skala nasional dan internasional bagi media itu. Lebih dari itu, membuat BiTV semakin tertariknya karena secara ideologi pemberitaan sangat searah, meskipun televisi lokal ini independen atau milik swasta, tapi orientasinya bukan semata meraup finansial dari pemberitaan. "Pemerintah sudah melakukan program pembangunan yang pasrtisipatif, tapi kalau dilihat tanyangan di media massa elektronik dan cetak nasional hanya negeri ini kayak perang saja kerana selalu ditonjolkan informasi dengan isu-isu 'panas'," tambahnya. Sedangkan asas demokrasi yang dijalankan dan bangun pemerintah tidak lihatkan dan diangkat ke publik, hal yang menjadi semangat baru BiTV dalam program siaran tingkat lokal. (*/sun)
Tim Monev PSO Kunjungi TV Lokal Sumbar
