Ia mengatakan saat ini minat masyarakat dan generasi muda untuk berkunjung ke museum, perpustakaan atau toko buku, masih kalah dari ke pusat-pusat rekreasi, pusat perbelanjaan, atau mall.
"Kita menghargai yang mau ke pusat rekreasi, tapi coba mulai kalau ingin menjadi bangsa maju datangi museum, datangi perpustakaan datangi toko buku, sebagai bukti kesadaran akan ilmu sejarah dan budaya bangsa," kata Haedar Nashir.
Ia mengatakan lewat museum dan kesadaran kebudayaan, Muhammadiyah bersama pemerintah ingin membangun Indonesia yang memiliki jiwa pada nilai nilai agama, nilai Pancasila, nilai kebudayaan luhur bangsa.
"Dan kita masih tertinggal dari bangsa bangsa lain, jadi satu orang Indonesia dari seribu orang baru bisa tertarik untuk membaca, jadi hanya satu orang dari seribu orang," katanya.
Padahal, kata dia, tidak ada bangsa lain yang maju tanpa pendidikan, tanpa pengetahuan, sehingga di sinilah pentingnya kesadaran menjadikan museum, perpustakaan buku sebagai sarana kemajuan peradaban bangsa.
"Saya yakin komitmen Kementerian Kebudayaan bersama Muhammadiyah adalah bagaimana bangsa Indonesia itu menjadi bangsa yang cerdas, sadar akan sejarah bangsa, punya nilai nilai luhur dan berorientasi pada kemajuan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Muhammadiyah-Kemenbud bangun kesadaran generasi muda nilai sejarah