Padang (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sumatera Barat mengembangkan program Bina Keluarga Remaja (BKR) untuk menjaga stabilitas pengendalian penduduk dan menurunkan prevalensi stunting di daerah itu.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2KB Sumbar, Zulkarnaini, di Padang, Kamis, mengatakan program itu dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai positif dalam pergaulan dan meningkatkan komunikasi antara remaja, guru, dan orang tua.
Ia menyebut kurangnya komunikasi yang efektif antara remaja dan orang tua sering menjadi penyebab minimnya pemahaman terkait kesehatan reproduksi dan gizi.
“Melalui program BKR kami melibatkan remaja, guru bimbingan konseling (BK), dan orang tua untuk menciptakan lingkungan komunikasi yang sehat. Dengan cara ini, remaja dapat tumbuh dengan pemahaman yang benar tentang pentingnya menjaga kesehatan dan pola hidup sehat,” ujarnya.
BKR telah dilakukan di dua wilayah terjauh di Sumbar, seperti Dharmasraya dan Pesisir Selatan.
"Di Dharmasraya, program ini telah diterapkan di SMAN 1 Pulau Punjung dengan melibatkan dokter spesialis kesehatan reproduksi. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh remaja, tetapi juga guru BK dan orang tua. Antusiasme peserta sangat tinggi, khususnya dari para orang tua yang mengaku mendapatkan wawasan baru dari program ini," ujarnya.
Sementara itu, di Kabupaten Pasaman, pendekatan program lebih difokuskan pada sosialisasi kepada para orang tua.
"Di Pesisir Selatan, DP3AP2KB memberikan edukasi tentang pentingnya peran orang tua sebagai teladan dan pendamping remaja. Meski pendekatannya berbeda, hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan kesadaran orang tua dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka," tambahnya.
Zulkarnaini menegaskan bahwa program BKR adalah langkah strategis jangka panjang untuk mencegah stunting.
Dengan mempersiapkan remaja sebagai calon orang tua yang memahami pentingnya kesehatan reproduksi dan gizi, risiko stunting dapat diminimalkan di masa depan.
“Kami berharap kolaborasi antara remaja, guru, dan orang tua terus berjalan, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di keluarga. Dengan komunikasi yang baik, kita dapat membentuk generasi muda yang lebih sehat, berkualitas, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” katanya.
Prevalensi stunting di Sumatera Barat tercatat sebesar 23,6 persen pada 2023, turun 1,6 persen dari 25,2 persen pada tahun 2022. Meski angka ini menunjukkan tren positif, DP3AP2KB terus menggalakkan upaya pencegahan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Ke depan, DP3AP2KB berencana memperluas cakupan program BKR ke lebih banyak sekolah dan komunitas di Sumatera Barat.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat pondasi keluarga sebagai kunci utama keberhasilan pembangunan generasi masa depan yang sehat dan berdaya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Sumbar kembangkan program BKR untuk atasi stunting
Berita Terkait
DPRD Sumbar sosialisasikan perda pencegahan penyalahgunaan narkotika
Minggu, 1 Desember 2024 12:51 Wib
Pemulihan lahan pertanian Sumbar akibat lahar dingin capai 50 persen
Minggu, 1 Desember 2024 12:51 Wib
Melancong ke Bandung, OJK Sumbar jemput resep pengembangan potensi unggulan daerah
Minggu, 1 Desember 2024 12:49 Wib
Kelas Bahasa Korea Pemprov Sumbar luluskan 100 orang
Minggu, 1 Desember 2024 4:40 Wib
Pemkot Solok sosialisasikan kesehatan reproduksi ke remaja di MTsN
Sabtu, 30 November 2024 18:23 Wib
KPU Sumbar lakukan PSU akibat pemilih mencoblos dua kali
Sabtu, 30 November 2024 15:23 Wib
Pemprov Sumbar dukung penuh kampanye lingkungan
Sabtu, 30 November 2024 8:30 Wib
Tiga nagari di Sumbar raih penghargaan Keterbukaan Informasi Publik
Sabtu, 30 November 2024 8:28 Wib