BPS ungkap 2021-2023 pendapatan petani Pesisir Selatan meningkat, Kadistan : Prioritas Pemkab

id Bps,Berita pessel,Berita sumbar

BPS ungkap 2021-2023 pendapatan petani Pesisir Selatan meningkat, Kadistan : Prioritas Pemkab

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Pesisir Selatan, Madrianto. (ANTARA/HO-Pemkab Pesisir Selatan)

Painan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pendapatan petani di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengalami peningkatan selama 2023 jika dibanding dua tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Madrianto mengungkapkan kenaikan sejalan dengan bertambahnya luas tanam dan produktivitas lahan pada periode tersebut, sehingga pendapatan petani turut naik.

"Bahkan kita tercatat sebagai produsen gabah terbesar di Sumatera Barat selama dua tahun terakhir," ungkap Madrianto di Painan, Senin 18 November.

Berdasarkan data BPS rata-rata pendapatan per kapita petani di Pesisir Selatan selama periode 2023 tercatat sebesar Rp1. 395.192 atau paling tinggi sejak tiga tahun terakhir.

Sementara pada 2022 rata-rata pendapatan per kapita petani per bulan hanya sebesar Rp1.255.288. Sedangkan pada 2021 dan Rp1. 096.372 saja.

Madrianto melanjutkan selain produktivitas yang meningkat dan bertambahnya luas panen semua sub-sektor, meningkatnya pendapatan petani juga tak lepas dari program dan kebijakan pembangunan infrastruktur dasar.

Selama 3,5 tahun terakhir kebijakan strategis pembangunan jalan dan jembatan pemerintah kabupaten fokus pada sentra area pertanian guna mendukung kesejahteraan petani dan kemandirian ekonomi daerah berbasis potensi lokal.

"Ini agar fundament ekonomi daerah lebih kuat menuju keberlanjutan pertumbuhan yang berkelanjutan, karena basisnya adalah potensi kita sendiri, yakni sektor primer," tuturnya.

Ia menyampaikan dengan membaiknya infrastruktur di area semtra produksi otomatis biaya distribusi hasil panen menjadi relatif murah, sehingga otomatis pendapatan petani ikut bertambah.

Petani tidak lagi mengalami ekonomi berbiaya mahal. Selama ini biaya distribusi menjadi salah satu komponen pengeluaran terbesar pasca panen, sehingga menggerus pendapatan petani.

Inflasi tingkat pedesaan pun relatif besar jika dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Dengan ketersediaan infrastruktur yang andal di kawasan pedesaan, khususnya area sentra produksi petani menjadi lebih sejahtera.

"Ini sekaligus sebagai upaya mendukung swasembada pangan sesuai target utama Presiden Prabowo," terangnya.

Secara sektoral Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terus melahirkan berbagai terobosan dan stimulan terhadap sektor pertanian dan kegiatan hilirnya, karena merupakan penyumbang terbesar PDRB.

Menurutnya upaya itu sekaligus komitmen mengentaskan kemiskinan, karena sebagian besar penduduk miskin adalah keluarga petani. Dengan membaiknya pendapatan otomatis mereka keluar dari kemiskinan.

jika pendapatan meningkat otomatis petani mampu memenuhi standar minimum kalorinya. Sebab kemiskinan diukur dari kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan kalorinya dalam waktu tertentu.

Ia menjelaskan naiknya kemiskinan periode Maret lebih pada faktor eksternal, seiring bencana alam banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Namun secara periodik angka kemiskinan Pesisir Selatan masih tercatat lebih rendah dibandingkan empat tahun terakhir, bahkan penurunan terjadi di tengah lonjakan populasi penduduk" tuturnya.

Kebijakan dan program strategis itu berbuah positif. Hal itu terkonfirmasi dari Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) lapangan usaha primer dan industri pengolahan yang tumbuh tiap tahun.

Ia menegaskan pemerintah kabupaten terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui sektor pertanian sebagai jantung perekonomian daerah.

"Jadi, pada akhirnya kemandirian ekonomi daerah terwujud berbarengan dengan taraf kesejahteraan masyarakat yang meningkat," sebutnya.

Ia berharap masyarakat, khususnya petani mendukung kebijakan tersebut, sehingga tercapai salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia, yakni terwujudnya kesejahteraan umum.