Sawahlunto (ANTARA) - KPU Kota Sawahlunto, Sumatera Barat meminta Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) agar menerapkan seleksi yang optimal dalam menjaring Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).
Koordinator Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kota Sawahlunto Evildo Ramance, dalam pemaparannya di kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Pembentukan KPPS di Batusangkar, Sabtu menyebut KPPS mempunyai tugas yang berat dan peran yang strategis sehingga harus dipastikan benar-benar dikerjakan oleh orang yang kompeten dan berintegritas.
"Ini demi lancar dan suksesnya kinerja kita bersama, maka dalam memilih KPPS ini harus tegas dan profesional. Sehingga yang terpilih nanti adalah orang-orang yang bisa bekerja sama, bisa mendukung tugas penyelenggaraan terutama di momen pemungutan suara," kata dia.
Untuk itu dia menegaskan kembali poin-poin kriteria dan persyaratan yang perlu dipenuhi oleh kandidat KPPS tersebut kepada sebanyak 208 orang PPK dan PPS se-Kota Sawahlunto yang menjadi peserta Rakor Pembentukan KPPS.
Evildo Ramance juga mengingatkan agar KPPS yang dibentuk bersedia dan berkomitmen memiliki kesamaan visi dan kesatuan komando dengan jajaran PPK dan PPS.
"Pada Pemilu Legislatif kemaren itu sempat ada KPPS yang kurang koordinasi dengan PPK/PPS sehingga mereka berbeda pendapat. Ini jadi evaluasi, untuk Pilkada nanti kita cegah jangan ada lagi yang tidak satu arahan," katanya.
Ia kemudian menyebut agar diwaspadai resiko konflik kepentingan/politik yang bisa 'menyandera' personel KPPS.
Yakni terkait bahwa dari KPPS tersebut mungkin ada hubungan keluarga/pertemanan dengan tim sukses atau pasangan calon kepala daerah.
"Jadi harus diawasi dan dipastikan seperti apa komitmen serta integritas dari KPPS ini agar tidak terpengaruh kepentingan apa pun dari lingkungan teman atau keluarga mereka," kata dia.
Sementara Komisioner dan Koordinator Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Sawahlunto Rika Arnelia menyampaikan KPPS dihimbau untuk berkomitmen bagaimana mendukung Pilkada Gubernur dan Wali Kota Tahun 2024 di Sawahlunto bisa diselenggarakan tanpa Pemungutan Suara Ulang (PSU).
"Resiko dari PSU Pilkada adalah dilaksanakan tanpa ada honorarium tambahan. Jadi tidak seperti PSU DPD kemaren yang memang dibayarkan honornya, berbeda nanti kalau Pilkada ada PSU itu jajaran yang bertugas dalam pemungutan suara tidak ada menerima honor," ujarnya merinci.
Ia menambahkan petugas pemungutan suara baru bisa memperoleh honor tambahan apabila melakukan PSU yang didasarkan pada keputusan dari hasil sidang Mahkamah Konstitusi (MK).
Berita Terkait
Dinkes Kota Solok bentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
Selasa, 3 Desember 2024 19:43 Wib
Perayaan HDI ke 32, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Padang Panjang terima bantuan
Selasa, 3 Desember 2024 18:13 Wib
Polres Solok Kota sosialisasi pencegahan kenakalan remaja
Selasa, 3 Desember 2024 17:28 Wib
Tingkat partisipasi pemilih Sawahlunto untuk Pilkada tertinggi di Sumatera Barat
Selasa, 3 Desember 2024 16:54 Wib
Peringati Hari Bakti ke-79 PU, Pj Wako Pimpin Apel Dinas PUPR Kota Padang
Selasa, 3 Desember 2024 11:11 Wib
Dinas Sosial Solok serahkan bantuan ke korban tertimpa pohon tumbang
Selasa, 3 Desember 2024 4:18 Wib
Disdukcapil Kota Solok menangkan dua kompetisi pada HUT Korpri ke-53
Senin, 2 Desember 2024 19:51 Wib
Berlangsung Semarak dan Penuh Keakraban, Pj Bunda PAUD Ny. Vanny Apresiasi Gebyar PTK PAUD Kota Padang
Senin, 2 Desember 2024 16:16 Wib