Nelayan di Pariaman kurangi melaut karena faktor cuaca

id Nelayan pariaman

Nelayan di Pariaman kurangi melaut karena faktor cuaca

Salah seorang nelayan di Desa Taluak, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, Sumbar diwawancara oleh sejumlah wartawan dengan latar sejumlah kapal bersandar di tepi pantai karena nelayan tidak bisa melaut. ANTARA/Aadiaat M. S. 

Pariaman (ANTARA) - Nelayan di Desa Taluak, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mengurangi intensitas melaut karena faktor cuaca buruk dan ombak besar yang sering melanda daerah itu sekitar dua bulan terakhir.

"Sekarang ombak besar. Nelayan tidak melaut, karena dapat membahayakan nyawa mereka," kata Kepala Desa Taluak, Ismet Zuhri di Pariaman, Selasa.

Ia mengatakan nelayan di desa tersebut hanya bisa melaut ketika cuaca baik dan ombak tidak tinggi yang itu pun dalam beberapa pekan terakhir jarang terjadi. Hal tersebut karena alat tangkap yang digunakan nelayan di desa itu masih tradisional.

Ia menyampaikan kondisi tersebut mempengaruhi perekonomian warga Desa Taluak karena 70 persen warga di desa itu berprofesi sebagai nelayan sehingga banyak dari mereka yang untuk sementara beralih profesi.

"Alternatif kegiatan nelayan memperbaiki jaring yang rusak serta kuli bangunan dan mengojek, itu pun kalau ada," katanya.

Ia menyampaikan saat ini nelayan dari desa lainnya di Pariaman berani melaut karena mereka memiliki bagan atau memiliki kapal yang relatif besar namun dirinya pesimis dengan hasil yang didapatkan.

Ia menambahkan dirinya terus menjalin komunikasi dengan nelayan di daerah itu agar mereka tidak memaksakan diri untuk melaut ketika terjadi cuaca buruk dan ombak besar guna meminimalisir terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.

Sementara itu, salah seorang nelayan setempat Febry Mahdi Ramadhan (30) mengatakan beberapa dari nelayan di desa tersebut terpaksa harus melaut karena faktor ekonomi.

"Nelayan kan banyak yang nekat, mau tidak mau kami harus melaut untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hasilnya kadang mendapatkan ikan, kadang tidak ada," ujarnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kondisi gelombang laut di perairan Sumbar pada 12 sampai 18 Agustus 2024 diprediksi mencapai 2 meter. Bahkan di Kabupaten Pesisir Selatan ketinggian gelombang laut bisa mencapai 2,5 meter. Sedangkan angin bergerak dari Tenggara ke Barat Daya dengan kecepatan hingga 15 knot. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi dan angin kencang untuk 13 dan 14 Agustus 2024.