BMKG ingatkan nelayan tradisional bahaya gelombang tinggi

id Gelombang tinggi, bahaya gelombang tinggi, bmkg, bmkg Padang Pariaman, Stasiun Meteorologi Minangkabau ,Info cuaca,padang

BMKG ingatkan nelayan tradisional bahaya gelombang tinggi

Arsip foto - Gelombang tinggi di perairan selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. ANTARA/Sumarwoto

Padang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman mengingatkan para nelayan tradisional terkait potensi dan bahaya gelombang tinggi serta angin kencang yang terjadi di wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

"Kita melihat gelombang di Kepulauan Mentawai ini cukup tinggi bahkan bisa mencapai 2,5 meter," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Minangkabau Yudha Nugraha di Padang, Rabu.

Tingginya gelombang ditambah angin kencang di Kepulauan Mentawai tersebut dinilai bisa membahayakan para nelayan tradisional yang pada umumnya masih menggunakan perahu kecil, atau peralatan sederhana untuk menangkap ikan.

Sehingga, lanjut Yudha, ketika terjadi angin kencang dan terjangan ombak tinggi tak jarang perahu yang digunakan para nelayan tersebut terbalik atau mengalami kerusakan pada mesin.

Terkait tiga kejadian berturut-turut kapal nelayan dan kapal pengangkut turis asal Spanyol yang karam dan diterjang gelombang tinggi pada Jumat (24/3) di perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai, hal itu juga dikarenakan faktor wilayah Sumatera Barat dalam puncak terjadinya musim hujan antara Maret hingga April 2023.

Khusus di wilayah Sumatera Barat dalam setahun terdapat dua periode terjadinya puncak hujan. Pertama, antara Maret hingga April dan periode kedua diperkirakan terjadi pada November hingga Desember.

Kejadian pertama dialami kapal pengangkut barang (material) dengan tujuh orang penumpang. Kapal itu dihempas ombak dan karam di sekitar Selat Bunga Laut.

Kejadian kedua yakni kapal nelayan KM Indrawati yang berlayar dari Kota Padang ke perairan Kabupaten Mentawai. Kapal itu karam sekitar lima mil dari Pantai Mapadegat saat mencari ikan.

Terakhir, kapal "longboat" yang membawa lima penumpang. Kapal tersebut berangkat dari Tua Pejat menuju arah Siberut, Kabupaten Mentawai. Kapal nahas itu diketahui membawa seorang turis berkebangsaan Spanyol.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG ingatkan nelayan tradisional bahaya gelombang tinggi