Simpang Empat, Sumbar (ANTARA) - Produksi jagung di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, dalam rentang waktu Januari-Juni 2024 mencapai 122.356 ton di lahan seluas 18.336 hektare yang tersebar di 11 kecamatan.
"Masih ada 100.880 ton lagi produksi yang harus kita kejar hingga akhir tahun karena target produksi sebanyak 223.236 ton," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail di Simpang Empat, Sumbar, Rabu.
Menurut dia, tiga kecamatan yang produksinya tertinggi adalah Kecamatan Luhak Nan Duo sebanyak 20.604 ton, Kecamatan Pasaman sebanyak 19.686 ton, dan di Kecamatan Ranah Batahan sebanyak 15.930 ton.
"Kita optimis target yang ditetapkan dapat tercapai," ujarnya.
Ia mengatakan dalam upaya mencapai target itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya. Selain penambahan luas tanam juga meningkatkan kemampuan petani yang ada melalui pelatihan.
"Saat ini ada 18.336 hektare luas tanam jagung. Untuk 2024 ini kita menargetkan ada penambahan 2.000 hektare luas tanam jagung," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya penambahan luas tanam, maka pihaknya menargetkan produksi jagung sebesar 223.236 ton selama 2024.
Selain upaya penambahan luas lahan tanam juga melakukan pengawalan dan pendampingan oleh penyuluhan di lapangan serta melakukan percepatan tanam.
Ia menyebutkan sentra produksi jagung terbesar berada di Kecamatan Luhak Nan Duo, disusul oleh Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Talamau.
Lalu, Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Kinali, Kecamatan Koto Balingka, dan Kecamatan Sungai Beremas.
Selanjutnya, produksi jagung juga ada Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Gunung Tuleh, dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.
"Pada umumnya tanaman jagung cukup diminati oleh masyarakat karena harganya relatif stabil," ujarnya.
Ia menjelaskan Pasaman Barat menjadi salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Sumbar.
"Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksi menurun," katanya.
Ia menambahkan penurunan produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh replanting atau peremajaan sawit saja.
Tingkat kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi. Semakin sering ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.
"Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung," katanya.
Ia menambahkan tanaman jagung bisa menjadi tanaman alternatif para petani karena masa panen relatif singkat, bisa empat atau enam bulan dengan harga yang relatif bertahan.
Berita Terkait
Baharuddin Mantan Bupati Pasbar Nilai Epyardi-Ekos Pemimpin Dibutuhkan Sumbar
Jumat, 18 Oktober 2024 8:49 Wib
Tim gabungan PAKEM Pasaman Barat amankan WNA sebar aliran sesat
Kamis, 17 Oktober 2024 16:20 Wib
Imigrasi Agam amankan WNA diduga sebarkan aliran sesat
Kamis, 17 Oktober 2024 15:53 Wib
Pemkab Pasaman Barat harapkan BRIN teliti keamanan konsumsi gula aren dari batang sawit
Kamis, 17 Oktober 2024 15:47 Wib
Meriah! Vasko Ruseimy Bakar Semangat Massa pada Konser Perdana Sumbar Gercep di Panti Pasaman
Kamis, 17 Oktober 2024 11:14 Wib
Pemkab Pasaman Barat salurkan 17.136 ton pupuk bersubsidi
Rabu, 16 Oktober 2024 15:37 Wib
Bawaslu Pasaman Barat ingatkan larangan anak terlibat dalam kampanye
Rabu, 16 Oktober 2024 15:34 Wib
KPU Pasaman Barat siap berikan layanan warga yang ingin pindah memilih
Selasa, 15 Oktober 2024 15:16 Wib