Simpang Empat (ANTARA) - Pertamina Sumatera Barat akan mengevaluasi kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertalite dan biosolar pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Pasaman Barat karena meningkatnya kebutuhan masyarakat yang menyebabkan terjadinya antrean panjang kendaraan.
"Beberapa hari terakhir terjadi antrean kendaraan di semua SPBU di Pasaman Barat. Hal itu kemungkinan pertumbuhan kebutuhan masyarakat saat ini sehingga terjadi antrean kendaraan," kata Sales Branch Manager (SMB) Pertamina Rayon III Sumbar Dery di Simpang Empat, Selasa.
Pihaknya juga meminta pihak SPBU berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk mengatur antrean kendaraan yang ada agar kondusifitas berjalan dengan baik.
Menurutnya pihak Pertamina saat ini sedang mengkaji kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan BBM jenis pertalite.
"Jika nanti memang kebutuhan masyarakat meningkat dan tidak tertampung oleh kuota maka akan diusulkan penambahan," katanya.
Sales Area Manager Sumatera Barat
PT Pertamina Patra Niaga Narotama Aulia Fazri menambahkan untuk saat ini, rata-rata kuota BBM jenis pertalite di masing-masing SPBU sebanyak 16 ton per hari.
"Nantinya kami butuh dukungan Pemkab Pasaman Barat untuk memberikan data detail kebutuhan BBM berdasarkan jumlah kendaraan di wilayah itu," harapnya.
Terkait kondisi saat ini, pihaknya memastikan Pertamina selaku operator dalam menyalurkan BBM biosolar dan pertalite dipastikan sesuai dengan alokasi BBM bersubsidi dari masing-masing SPBU.
Ia menegaskan apabila terjadi pengisian ke pihak yg tidak berhak maka silahkan dilaporkan ke call center 135 .
"Jika memang ada laporan, kami akan cek kelapangan apakah penyaluran tersebut ada surat rekomendasinya atau tidak. Jika tidak kami akan berikan sanksi tegas," sebutnya.
Pihaknya juga sudah sering turun kelapangan mengawasi SPBU yang ada. Sejauh ini belum ditemukan ada indikasi pengisian BBM pakai jerigen tanpa adanya rekomendasi.
Di Pasaman Barat ada 9 SPBU yang beroperasional saat ini. Setiap hari terjadi antrean panjang kendaraan mengisi BBM jenis pertalite dan biosolar.
"Antrean panjang ini sudah terjadi dua pekan terakhir. Kami heran kenapa terjadi seperti ini. Sudahlah antre, BBM juga sulit diperoleh sementara warga yang menjual eceran tetap ada bahkan cendrung meningkat," kata salah seorang pengendara Andi (39).