Bank Nagari antisipasi penipuan melalui sosialisasi bendaharawan Bukittinggi Agam

id Bank Nagari,berita bukittinggi,berita sumbar

Bank Nagari antisipasi penipuan melalui sosialisasi bendaharawan Bukittinggi Agam

Kepala Cabang Bank Nagari Kota Bukittinggi, Tasman. Bank Nagari menggelar sosialisasi antisipasi kesalahan dan penipuan Perbankan bersama ratusan bendaharawan sekolah dan instansi Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi (Antara/Al Fatah)

Bukittinggi (ANTARA) - Bank Nagari mengantisipasi modus penipuan transaksi Perbankan melalui kegiatan sosialisasi bersama bendaharawan sekolah dan instansi dari Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi.

Sosialisasi digelar di Gedung Triarga Kota Bukittinggi, Selasa (11/6) diikuti ratusan pejabat pengelola keuangan dari sekolah tingkat SD, SMP dan SMA serta instansi pemerintah.

"Bendaharawan memiliki tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan keuangan. Sosialisasi kami gelar untuk berbagi informasi terbaru sekaligus antisipasi penipuan," kata Kepala Cabang Bank Nagari Bukittinggi, Tasman, Selasa.

Ia mengatakan informasi bersama diperlukan untuk pengelolaan keuangan pemerintah agar tidak terjadi kesalahan yang berujung pada kerugian materil.

"Program ini dirutinkan karena selain untuk silaturahmi, ada bendaharawan baik dari sekolah atau instansi pemerintah yang berganti orang atau pensiun, sementara kegiatan pengelolaan terus berlangsung," kata Tasman.

Bank Nagari memberikan sosialisasi program dan mitigasi resiko penipuan melalui media sosial dan pembahasan bersama tentang teknologi baru Perbankan.

"Tujuannya menyamakan persepsi frekuensi agar transaksi keuangan di instansi dan sekolah berjalan sesuai ketentuan berlaku," kata Tasman.

Ratusan bendahawarawan kemudian diberikan arahan dan digelar komunikasi terbuka bagaimana mengamankan uang negara yang mesti dipertanggungjawabkan.

"Agar mencapai zero defect, pemangku kepentingan keuangan daerah dan pusat harus mengelola secara profesional, satu frekuensi," kata Tasman.

Dalam rangkaian kegiatan itu, muncul solusi dari permasalahan yang sering dipertanyakan seperti keluhan keterlambatan gaji, transaksi batal dan modus penipuan terbaru.

"Semua berkonsilidasi, kami menegaskan semua bendaharawan berhati-hati dalam penggunaan nomor telpon tidak resmi," pungkas Tasman.