Pemkot Bukittinggi luncurkan Program Tabungan Utsman 2024

id Pemkot Bukittinggi,berita bukittinggi,berita sumbar,Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar,Program Tabungan Utsman 2024

Pemkot Bukittinggi luncurkan Program Tabungan Utsman 2024

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar bersama warga. Pemerintah Kota Bukittinggi kembali merealisasikan program pinjaman modal usaha Tabungan Utsman untuk membantu pedagang kecil terjerat hutang rentenir (Antara/Al Fatah)

Bukittinggi (ANTARA) - Pemerintah Kota Bukittinggi bersama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Jam Gadang merealisasikan kembali Program Tabungan Utsman untuk tahun 2024 untuk pembiayaan syariah dalam rangka permodalan usaha masyarakat.

"Untuk 2024 ini, Pemkot Bukittinggi menganggarkan subsidi untuk Tabungan Utsman sebesar Rp 2,5 miliar. Dengan subsidi itu, ditargetkan Tabungan Utsman dapat dimanfaatkan oleh 2.200 lebih nasabah," kata Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, Senin.

Ia menyebut masyarakat pengguna Tabungan Utsman dari kalangan pedagang kecil itu bisa memanfaatkan pinjaman dengan total Rp 16 miliar.

"Pemkot bersama BPR Syariah Jam Gadang kembali menyediakan pembiayaan syariah, yang dapat membantu permodalan masyarakat Kota Bukittinggi, dalam rangka meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Erman.

Erman yang langsung menggagas program pembiayaan tanpa tambahan biaya dan agunan mengharapkan mampu membantu ekonomi warga di kota Bukittinggi.

"Ini program dari hati untuk membantu masyarakat, menghindari diri dari rentenir dan praktek riba," kata dia.

"Semoga uang yang dipinjam, benar-benar untuk modal usaha, sehingga keuntungannya dapat dinikmati untuk kebutuhan sehari hari," kata Erman menambahkan.

Komisaris Utama BPRS Jam Gadang, Feri Irawan mengatakan ini merupakan tahun ketiga program Tabungan Utsman. Program ini menjadi percontohan bagi daerah lain pemerintah daerah lainnya.

"Untuk tahun 2024 ini, nasabah Tabungan Utsman memang dikenakan margin ringan. Biaya yang dikeluarkan nasbah itu digunakan untuk untuk asuransi, materai dan administrasi lainnya," katanya.

Ia menyebut ada margin sebesar 19 persen dengan 17,5 persennya disubsidi pemerintah dan 1,5 persen lainnya dilunasi nasabah dan hanya dibayar sebanyak satu kali peminjaman.