Pakistan Akan Tarik Pasukan Dari Distrik Barat Laut

id Pakistan Akan Tarik Pasukan Dari Distrik Barat Laut

Peshawar, Pakistan, 15/9 (Antara/AfP) - Pakistan akan mulai menarik pasukan dari satu distrik barat laut yang kacau tempat anggota Taliban menembak pelajar putri Malala Yousafzai di kepala, kata para pejabat lokal, Ahad. Angkatan Darat pada tahun 2009 mengirim 30.000 tentara untuk memerangi para petempur Taliban yang dipimpin Maulana Fazlullah, yang sejak tahun 2007 menguasai lembah Swat dan melancarkan operasi pemenggalan kepala, aksi kekerasan lain dan menyerang para pelajar putri. Pada Juli 2009 tentara mengumumkan daerah itu kembali berada di bawah pengawasan dan mengatakan semua gerilyawan telah dibunuh, ditangkap atau melarikan diri. Tetapi lebih dari 20.000 tentara tetap berada di Swat dan distrik-distrik terdekat di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Beberapa pejabat keamanan di Swat khawatir bahwa Fazlullah dan para pendukungnya, yang melarikan diri ke Afghanistan Timur, mungkin akan kembali apabila penarikan pasukan rampung. Gubernur Khyber Pakhtunkhwa, Pervez Khattak, Sabtu malam, menyetujui penarikan pasukan secara bertahap, kata juru bicaranya Shitraz Paracha. Pada tahap awal, pasukan akan ditarik dari distrik-distrik tetangga Buner dan Shangla, Oktober. "Gubernur Pervez Khattak menyetujui penarikan bertahap pasukan dari Swat dan divisi Malakand. Pasukan mulai meninggalkan Shangla dan Buner pada tahap pertama mulai bulan depan, kata juru bicara itu kepada AFP. Seorang pejabat militer yang berbicara tanpa bersedia namanya disebutkan, mengonfirmasikan penarikan bulan depan 300 tentara dari Buner dan Shangla, tetapi membantah akan ada penarikan seluruh pasukan dari lembah Swwat dalam beberapa bulan ke depan. Tetapi gubernur provinsi itu mengatakan Khattak "telah menandatangani dokumen-dokumen terkait dengan itu" dan satu rencana teperinci penarikan seluruh pasukan akan dirampungkan dengan badan-badan penegak hukum". Operasi Swat adalah salah satu dari serangan-serangan paling berhasil Pakistan terhadap pemberontak yang membom dan membunuh ribuan orang. Selama berada dibawah kekuasaan militer,Swat sebagian besar tenang. Tetapi pada Oktober tahun lalu pelajar putri Malala Yousafzai, pengampanye pendidikan gadis, ditembak di kepala oleh gerilyawan Taliban yang menyerang satu bus sekolah. Serangan itu dikecam dunia internasional. Ia diterbangkan ke Inggris untuk dibedah atas cedera di kepalanya dan kembali bersekolah d Birmingham Maret. Malala, yang kini berusia 16 tahun bulan ini, mendapat penghargaan perdamaian anak internasional tahun 2013 "International Children's Peace Prize". Ketika berbicara pada acara penyerahan penghargaan itu di Den Haag, ia berikrar akan meningkatkan perjuangannya bagi "satu dunia di mana semua orang dapat belajar di sekolah". (*)