Bukittinggi (ANTARA) - Kepala Desa atau Nagari Bukit Batabuah, Kabupaten Agam mengungkap adanya ratusan warga di daerahnya yang saat ini berada di zona merah atau daerah yang dinyatakan tidak aman oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Ada warga kami yang berada di radius 4,5 kilometer atau zona tidak aman itu berada di Jorong Batang Salasiah Rubai Cumantiang sebanyak 174 rumah dengan 100 KK," kata Kepala Nagari Bukit Batabuah, Firdaus, Rabu.
Ia mengaku menyayangkan dalam pemetaan kesiapsiagaan pada rapat koordinasi bersama BPBD dan TNI Polri serta PVMBG, tidak dijelaskan adanya pemukiman warga di dalamnya.
"Ini yang kami sayangkan karena di dalam peta ada beberapa rumah penduduk yang tidak ada dalam peta hingga tidak terdeteksi berada di radius 4,5 kilometer," kata Firdaus.
"Sebelum itu ada pemukiman masyarakat, contoh Tabek Gadang dan Rubai Cumantiang, itu ada daerah kecil namanya Bareco. Itu tidak ada dalam peta," kata dia.
Ia menegaskan warga yang berada di radius 4,5 kilomter dari puncak Marapi sekitar lereng gunung bisa diberikan edukasi menyeluruh sebagai langkah antisipasi kesiagaan bencana.
"Yang dibutuhkan utama saat ini adalah informasi yang valid agar bisa warga memahami karena jika kami dan kelompok siaga bencana yang menyampaikan kadang tidak diterima," kata dia.
"Bahkan warga kami mengira level III itu adalah level aman dan level II tidak aman, informasi ini yang tidak maksimal berjalan," kata Firdaus.
Sementara itu, Asisten Pemkab Agam, Rahman mengatakan pihaknya belum bisa memastikan adanya warga yang bertempat tinggal di radius 4,5 kilometer sehingga perlu dilakukan pemetaan secara nyata.
"Ini yang perlu dilakukan pendataan, kami akan data lagi apakah mereka yang berada di lereng Gunung Marapi apakah termasuk ke dalam zona itu, mungkin kecemasan warga hingga menyampaikan ini masuk, tapi ternyata tidak, agar ada kepastian," kata dia.