Padang (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat mengedukasi kaum perempuan di provinsi itu terkait dengan politik dan kepemiluan.
"Perempuan merupakan madrasah pertama dalam mendidik dan memberikan ilmu kepada anak (penerus bangsa) maka penting untuk mengedukasi banyak hak termasuk terkait politik dan kepemiluan," kata dosen sekaligus akademisi Unand Lusi Puspika Sari di Padang, Senin.
Ia mengatakan edukasi terkait politik dan kepemiluan penting untuk meningkatkan kualitas masyarakat terutama kaum perempuan. Tujuannya, agar memberi dampak positif seperti tercapainya kesetaraan gender dalam politik, meningkatnya partisipasi perempuan serta memperbaiki kualitas bangsa.
Dalam paparannya, Lusi menjelaskan alasan pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik. Sebab, setengah dari populasi Indonesia merupakan kaum Ibu. Dengan jumlah yang begitu banyak, bila tidak dideterminasi dengan literasi atau pengetahuan politik, maka sistem demokrasi tidak berjalan seimbang.
"Pentingnya keterlibatan perempuan dalam mengambil keputusan agar terjaganya kehidupan bermasyarakat termasuk melibatkan perempuan pada sektor ekonomi dan lainnya," ujarnya.
Sementara itu, perwakilan dari Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumatera Barat Feni Mardian mengatakan besarnya populasi perempuan seharusnya menjadi potensi atau peluang bagi kelompok itu sendiri dalam mengambil peran penting.
"Justru yang terjadi perempuan hanya sebagai objek dan laki-laki yang memegang kekuasaan," kata dia.
Ia mengatakan jika merujuk pada kuantitas, seharusnya calon legislatif perempuan yang maju pada pemilihan umum (pemilu) bisa meraup suara dan terpilih. Sayangnya, hal itu tidak berbanding lurus dengan populasi perempuan.
Akademisi Unand maupun WCC Nurani Perempuan sepakat melihat masih rendahnya tingkat keterpilihan kaum perempuan pada pemilu disebabkan beberapa faktor di antaranya, banyak kandidat calon legislatif (perempuan) yang dipilih secara acak sehingga calon yang berkualitas terabaikan.
Imbasnya, cukup banyak perempuan yang tidak percaya diri saat berkompetisi dengan calon laki-laki, maupun saat menghadapi masyarakat secara langsung.
Kedua, tidak terpilihnya calon legislatif perempuan dikarenakan para konstituen (pemilih perempuan) lebih memilih calon yang menawarkan atau memberikan amplop (money politic) menjelang hari pemungutan suara daripada memilih calon perempuan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Akademisi Unand edukasi kaum perempuan terkait politik dan kepemiluan
Berita Terkait
Pengamat: Kehadiran Anies dan Muhaimin ke KPU tunjukkan kedewasaan politik
Rabu, 24 April 2024 20:28 Wib
Jelang Pilkada Pasaman, Bupati Sabar AS ingatkan politik yang beretika
Selasa, 2 April 2024 18:42 Wib
MPR: Keterlibatan perempuan di dunia usaha-politik harus meningkat
Sabtu, 30 Maret 2024 19:14 Wib
Pemkab Pesisir Selatan tepis isu mutasi soal politik, BKPSDM : Semua prosedural
Senin, 25 Maret 2024 13:09 Wib
Menyigi Program Bang Wako dan Energi di Tahun Politik
Minggu, 24 Maret 2024 14:38 Wib
Anies-Muhaimin sampaikan sikap politik hasil Pilpres 2024
Kamis, 21 Maret 2024 9:08 Wib
Orang "Miskin" Dilarang Nyaleg
Minggu, 25 Februari 2024 23:14 Wib
Bawaslu Solok Selatan proses dugaan politik uang
Jumat, 16 Februari 2024 16:01 Wib