Legislator dorong peningkatan pendidikan Islam hadapi bonus demografi
Pariaman (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Golkar John Kenedy Azis mendorong peningkatan pendidikan Islam guna menghadapi bonus demografi demi percepatan pembangunan di negara ini.
"Bonus demografi harus kita manfaatkan untuk percepatan Indonesia lebih maju," kata John Kenedy Azis saat Ngobrol Pendidikan Islam atau Ngopi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Padang Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan banyak negara di dunia berhasil meningkatkan pembangunan dari berbagai sektor sehingga menjadi bangsa yang maju karena sukses memanfaatkan bonus demografi di antaranya Korea Selatan, Jepang, dan China.
Menurutnya negara-negara tersebut berhasil memanfaatkan bonus demografi karena dapat meningkatkan pendidikan untuk generasi muda dari berbagai bidang.
"Nah, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam maka tidak salah sekolah yang berkonsep pendidikan Islam ditingkatkan untuk memanfaatkan bonus demografi ini," katanya.
Ia menyampaikan dengan peningkatan pendidikan Islam maka diharapkan generasi muda Indonesia tidak saja hebat diberbagai bidang ilmu pengetahuan namun juga memiliki agama yang kuat.
"Nanti akan ada pilot, dokter, arsitek, ahli ekonomi, ahli hukum, dan bidang profesi lain yang Islamnya kuat," ujar dia.
Ia mengatakan saat ini untuk mendapatkan ilmu tidak saja di sekolah namun juga di internet sedangkan di sekolah tinggal menyimpulkan dan mengarahkan siswa agar ilmu yang diperoleh semakin terasah dan terarah.
"Beda dengan dulu, dulu sekolah sumber ilmu pengetahuan kalau sekarang sebagai tempat menyimpulkan ilmu agar lebih baik diterima oleh siswa," ujarnya.
Ia juga menyinggung soal kehadiran MAN IC di Indonesia yang jumlahnya sedikit sehingga tidak dapat menampung generasi muda Islam untuk mengenyam pendidikan di sekolah berkonsep asrama tersebut.
"Jumlah MAN IC di Indonesia hanya 24 sedangkan di Sumbar hanya satu yaitu di Padang Pariaman sehingga tidak bisa menampung banyak siswa," kata dia.
Bahkan MAN IC Padang Pariaman saat ini mengalami kendala penambahan jumlah siswa akibat keterbatasan lahan sehingga sekolah tersebut tidak bisa menambah fasilitas belajar mengajar.
Pada kesempatan tersebut ia mengapresiasi MAN IC Padang Pariaman yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dalam tujuh tahun terakhir atau semenjak sekolah itu didirikan.
Kepala MAN IC Padang Pariaman Hendri Sakti menyampaikan banyaknya peminat sekolah tersebut namun karena keterbatasan lahan dan fasilitas belajar mengajar sehingga yang terakomodir sedikit.
Ia menyebutkan setiap tahunnya ada ribuan pendaftar yang ingin sekolah di MAN IC Padang Pariaman namun yang diterima sekitar seratusan.
"Bonus demografi harus kita manfaatkan untuk percepatan Indonesia lebih maju," kata John Kenedy Azis saat Ngobrol Pendidikan Islam atau Ngopi yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Padang Pariaman, Kamis.
Ia mengatakan banyak negara di dunia berhasil meningkatkan pembangunan dari berbagai sektor sehingga menjadi bangsa yang maju karena sukses memanfaatkan bonus demografi di antaranya Korea Selatan, Jepang, dan China.
Menurutnya negara-negara tersebut berhasil memanfaatkan bonus demografi karena dapat meningkatkan pendidikan untuk generasi muda dari berbagai bidang.
"Nah, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam maka tidak salah sekolah yang berkonsep pendidikan Islam ditingkatkan untuk memanfaatkan bonus demografi ini," katanya.
Ia menyampaikan dengan peningkatan pendidikan Islam maka diharapkan generasi muda Indonesia tidak saja hebat diberbagai bidang ilmu pengetahuan namun juga memiliki agama yang kuat.
"Nanti akan ada pilot, dokter, arsitek, ahli ekonomi, ahli hukum, dan bidang profesi lain yang Islamnya kuat," ujar dia.
Ia mengatakan saat ini untuk mendapatkan ilmu tidak saja di sekolah namun juga di internet sedangkan di sekolah tinggal menyimpulkan dan mengarahkan siswa agar ilmu yang diperoleh semakin terasah dan terarah.
"Beda dengan dulu, dulu sekolah sumber ilmu pengetahuan kalau sekarang sebagai tempat menyimpulkan ilmu agar lebih baik diterima oleh siswa," ujarnya.
Ia juga menyinggung soal kehadiran MAN IC di Indonesia yang jumlahnya sedikit sehingga tidak dapat menampung generasi muda Islam untuk mengenyam pendidikan di sekolah berkonsep asrama tersebut.
"Jumlah MAN IC di Indonesia hanya 24 sedangkan di Sumbar hanya satu yaitu di Padang Pariaman sehingga tidak bisa menampung banyak siswa," kata dia.
Bahkan MAN IC Padang Pariaman saat ini mengalami kendala penambahan jumlah siswa akibat keterbatasan lahan sehingga sekolah tersebut tidak bisa menambah fasilitas belajar mengajar.
Pada kesempatan tersebut ia mengapresiasi MAN IC Padang Pariaman yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya dalam tujuh tahun terakhir atau semenjak sekolah itu didirikan.
Kepala MAN IC Padang Pariaman Hendri Sakti menyampaikan banyaknya peminat sekolah tersebut namun karena keterbatasan lahan dan fasilitas belajar mengajar sehingga yang terakomodir sedikit.
Ia menyebutkan setiap tahunnya ada ribuan pendaftar yang ingin sekolah di MAN IC Padang Pariaman namun yang diterima sekitar seratusan.