Lubuk Sikaping (ANTARA) - Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat terus menunjukan kepedulian atas potensi bencana longsor dengan menanam 1.100 batang pohon di Nagari Air Manggis Barat, Kecamatan Lubuk Sikaping, Selasa.
Ketua PMI Kabupaten Pasaman, Sabar AS mengatakan kegiatan PMI disamping donor darah juga aktif melakukan mitigasi bencana lewat penanaman pohon didaerah rawan longsor.
"Ada 1.100 batang pohon terdiri dari tanaman jenis Jengkol, Pinang, Matoa, Durian, dan Daun salam. Kita tanam didaerah titik-titik yang pernah terjadi longsor di Nagari Air Manggih Barat, agar kedepan bisa jadi penyangga dan tidak terjadi bencana lagi," ungkap Sabar AS.
Sabar AS mengaku kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT PMI ke-78 Tingkat Kabupaten Pasaman tahun 2023.
"Tadi juga dihadiri langsung pengurus PMI Sumbar, bang Mirwan Pulungan, Forkopimda, sejumlah kepala OPD di lingkup Pemkab Pasaman, pengurus PMI Pasaman, PMR, jajaran perangkat Nagari Air Manggih Barat," tambah Sabar AS.
Ia meminta agar semua kegiatan dan aktifitas yang dilakukan di lingkup PMI diharapkan hanya diorientasikan untuk tujuan PMA.
"PMA yang saya maksud di sini bukan penanaman modal asing melainkan Penanaman Modal Akhirat (PMA)," kata Sabar.
Semua rangkaian kegiatan di PMI, baik yang menyangkut donor darah maupun urusan kebencanaan, sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Artinya, menurut Sabar, bila semua kegiatan dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas serta ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan semata, maka diyakini akan mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
"Bagaimana tidak, karena semua kegiatan yang kita lakukan hanya dimaksudkan untuk menolong umat manusia yang sedang membutuhkan darah dan umat manusia yang sedang ditimpa bencana," katanya.
"Betapa mulia sebenarnya tugas yang kita emban karena betapa banyak umat manusia yang bisa ditolong dan diangkat dari dalam kondisi yang susah," tambah mantan anggota DPRD Sumbar itu.
Pada bagian lain Sabar menjelaskan, banyak upaya yang telah dilakukan PMI Pasaman untuk menuju ke kondisi yang jauh lebih dari sebelumnya. "Alhamdulillah, progresnya lumayan menggembirakan," kata Sabar.
Secara kelembagaan, menurut Sabar, sudah semua kecamatan di Pasaman yang telah memiliki kepengurusan PMI. Selama ini, gal itu belum pernah ada. Selain itu, di setiap nagari sudah terbentuk kelompok pendonor.
Tidak cukup sampai di sana, tambah Sabar, di setiap sekolah tingkat SLTA di Pasaman sudah terbentuk kepengurusan palang merah remaja (PMR).
Imbas dari semua upaya itu, sambung Sabar, persoalan klasik berupa keterbatasan stok darah di PMI secara perlahan mulai bisa diatasi. "Bahkan pada kondisi-kondisi tertentu kita mengalami surplus stok darah," ungkapnya.
Sabar berharap kondisi seperti ini bisa dipertahankan, dan kalau bisa ditingkatkan. "Jangan sampai terjadi lagi stok darah di PMI yang fluktuatif," tandasnya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan stok darah di PMI, sebut Sabar, saat ini pihaknya sedang menyiapkan database pendonor darah di Pasaman.
"Dalam rakor PMI Pasaman nanti akan kita launching database itu," sebutnya.