BKKBN Sumbar ditarget 23.500 akseptor KB dalam sehari

id BKKBN,Sumbar,Sejuta Akseptor

BKKBN Sumbar ditarget 23.500 akseptor KB dalam sehari

Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati saat meresmikan layanan sejuta akseptor KB di Kota Padang, Rabu. (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

Padang (ANTARA) - Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Barat ditargetkan mendapatkan akseptor KB sebanyak 23.500 akseptor dalam layanan KB Serentak Sejuta Akseptor Dalam Rangka Hari Keluarga Nasional ke-30 pada 2023.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat Fatmawati saat peresmian di Padang, Rabu mengatakan secara nasional target 1 juta akseptor namun bisa menjadi 1.200 akseptor.

"Target kita tentu agar target ini dapat tercapai dan dari pengalaman tahun-tahun lalu kita di Sumbar dapat melebihi target tersebut," kata dia.

Ia mengatakan BKKBN berinisiatif untuk melakukan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor dimana dalam satu hari pelaksanaan ditargetkan sebesar 23.529 akseptor dengan rincian masing-masing jenis alat kontrasepsi sbb, IUD sebanyak 724 akseptor.

Kemudian untuk KB implant sebanyak 4.650 akseptor, suntik sebanyak 4.650 akseptor, pil KB sebanyak 8.400 akseptor, kondom sebanyak 5.007 akseptor.

Menurut dia melalui kegiatan target sasaran strategis BKKBN serta keberhasilan indikator untuk memantau kualitas pelayanan dapat tetap diwujudkan dengan mempertimbangkan pendekatan budaya kearifan lokal serta tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Menurut dia pelayanan KB merupakan satu indikator kinerja utama dalam meningkatkan Modern Contraceptive Prevalence Rate (MCPR).

Di Sumatera Barat sendiri dari data analisis pendataan keluarga ditarget 65 persen Sumbar baru mencapai 60 persen dan penurunan dari tahun ke tahun, ini perlu diwaspadai.

"Pasangan usia subur saat ini juga lebih condong ke KB tradisional daripada KB modern. Untuk itu kita gerakkan petugas di lapangan untuk melakukan advokasi kepada pasangan usia subur melakukan KB," kata dia.

Untuk angka Total Fertility Rate (TFR) Sumbar juga masih tinggi di angka 2,46 dan target yang ingin dicapai adalah 2,21.

"Melalui pelayanan ini diharapkan dapat menekan angka kelahiran dan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan KB,"kata dia.