Lubukbasung, (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sebanyak 18.293 balita mendapatkan imunisasi polio jenis Bivalent Oral Polio Vaccine (BOPV) dari sasaran 43.093 anak sasaran guna mengantisipasi terpapar polio pasca ditemukannya penyakit itu di Provinsi Aceh.
"Pemberian imunisasi polio yang diberikan dengan diteteskan ke mulut baru mencapai 43,5 persen dari sasaran 43.093 balita usia 0-59 bulan terhitung 6-12 Maret 2023," kata Kepala Dinas Kesehatan Agam Hendri Rusdian di Lubukbasung, Senin.
Ia mengatakan, untuk imunisasi polio jenis Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) baru mencapai 13.128 balita atau 32,2 persen.
Pemberian imunisasi tersebut digelar serentak di seluruh Puskesmas dan Posyandu di Agam.
"Pemberian imunisasi polio itu kita lakukan di 23 Puskesmas di daerah semenjak satu minggu lalu," katanya.
Baca juga: Dinkes Agam tak ingin kecolongan kasus gagal ginjal akut anak
Baca juga: Tingkatkan keamanan pangan, Dinkes Agam edukasi puluhan IRTP
Ia menargetkan pemberian imunisasi polio itu sebanyak 95 persen balita di daerah itu.
Untuk mencapai itu, seluruh Puskesmas diminta melakukan sweeping atau menyasar nama dan alamat (by name and by address) ke rumah sasaran dalam meningkatkan capaian.
"Petugas yang dilibatkan tergantung Puskesmas yang sesuai berapa jumlah sasaran dan wilayah," katanya.
Ia menambahkan, pekan imunisasi polio itu dalam rangka mencegah penyakit polio di Agam, mengingat merebaknya kasus polio di Provinsi Aceh.
Dengan kasus itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan asesmen terhadap provinsi tetangga berpotensi penularan penyakit poli itu yakni, Provinsi Sumbar, Riau dan Sumatera Utara.
Baca juga: Dinkes Agam serahkan mobil ambulans dana Pokir dewan ke wali nagari
Baca juga: Puskesmas di Agam siaga satu antisipasi perkembangan hepatitis
"Untuk mencegah itu, tiga provinsi tersebut harus melakukan pekan imunisasi polio dalam mencegah penyakit polio bagi anak," katanya.
Ia mengakui, infeksi polio mengakibatkan anak lumpuh dan tidak bisa disembuhkan, sehingga beresiko terhadap produktivitas anak atau pertumbuhan anak.