Padang (ANTARA) - Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Sumatera Barat secara tegas menolak rencana pemerintah pusat menurunkan status Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi bandara domestik.
"Kami menilai pemangkasan bandara internasional itu disebabkan bandara yang sepi kunjungan sehingga membebani negara. Sementara BIM ini sejak dibuka penerbangan internasional hingga saat ini berjalan dengan baik dan tidak mengalami kerugian," kata Ketua Asita Sumatera Barat Darmawi di Padang, Sabtu.
Menurut dia data ini didapatkannya setelah melakukan koordinasi dengan PT Angkasa Pura II BIM. Pihaknya meminta Pemprov Sumbar memberikan kajian terkait potensi kunjungan internasional ini sehingga BIM tidak masuk dalam rencana bandara yang akan dipangkas.
Ia secara pribadi menyetujui adanya pemangkasan terhadap bandara internasional yang jadwal penerbangan rendah, okupansi kamar di bawah 25 persen dan memang merugikan negara.
Sementara jika berbicara Bandara Internasional Minangkabau, pihaknya memiliki data yang konkret terkait arus kunjungan internasional dan memang yang paling banyak ini dari Malaysia. Selain itu ekspor langsung juga dilakukan secara rutin setiap bulannya.
"BIM dengan penerbangan internasional mengalami untung dan Sumbar itu denyut perekonomian adalah pariwisata," kata dia.
Pada tahun ini ada kegiatan bertaraf internasional yang digelar di Sumbar yakni World Enterpreneur Summit 2023 yang dicanangkan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan ini tentu membutuhkan bandara internasional sebagai gerbang masuk tamu negara tersebut.
"Selain itu Pemprov Sumbar menjadikan tahun 2023 sebagai tahun kunjungan sehingga bandara ini berperan penting dalam menyukseskan target 8,2 juta kunjungan wisatawan di tahun ini," kata dia.
Ia mengatakan Asita Sumbar akan menyurati pemerintah pusat untuk tidak memasukkan BIM sebagai bandara yang dipangkas menjadi bandara domestik karena akan merusak perekonomian Sumbar yang bergantung pada pariwisata.
"Kita butuh penerbangan Malaysia Padang yang menjadi pintu masuk wisatawan dari timur tengah, asia timur dan lainnya dan kita mendorong agar penerbangan Singapura Padang kembali dibuka untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang masuk ke Sumbar," kata dia
Dirinya mengajak seluruh warga Sumbar baik yang ada di ranah dan di rantau untuk menyurati pemerintah pusat dan meyakinkan agar BIM ini tidak dipangkas menjadi bandara domestik karena akan merugikan Sumbar ke depan.
"Kita harap pemerintah pusat memangkas bandara yang memang sudah tidak efektif dan efisien lagi serta membebani keuangan negara dengan penerbangan internasionalnya dan itu bukan Bandara Internasional Minangkabau," kata dia.