Bukittinggi Tuan Rumah Peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional ke-12
Bukittinggi (ANTARA) - Kota Bukittinggi melakukan beragam persiapan menyambut peringatan Hari Ayam dan Telur Nasional (HATN) ke-12, kota wisata ini ditunjuk sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan nasional yang pertama kali digelar pada 2011.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, Melwizardi mengatakan persiapan dilakukan bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia).
"Rangkaian kegiatan berupa Seminar, kemudian acara Pemecahan Rekor Muri Minum Teh Talua 2.500 gelas, Senam Massal, Lomba Cipta Menu serba Ayam, Pameran UMKM dan Makan fried Chicken free, lokasi kegiatan terpusat di pelataran Jam Gadang," kata Melwizardi di Bukittinggi, Jum'at.
Menurutnya, dalam kegiatan HATN ini, Dinas Pertanian dan Pangan merupakan Satuan Administrasi Pangkal (Satmingkal) acara yang akan di gelar tanggal 14-15 Oktober mendatang.
"Terpilihnya Kota Bukittinggi sebagai lokasi puncak peringatan HATN suatu kebanggaan dan diharapkan dapat jadi magnet kunjungan ke Sumatera Barat, sementara, Kota Padang menjadi tuan rumah bagi seminar yang dihadiri akademisi peternakan dan kesehatan hewan dari seluruh Indonesia," katanya
Ia mengatakan acara HATN pertama kali dicanangkan tahun 2011 pada saat acara Festival Ayam dan Telur oleh Menteri Pertanian Suswono di Senayan Jakarta, tanggal 15 Oktober 2011.
Sejak saat itu setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hari Ayam dan Telur Nasional.
"Tujuan diadakannya HATN ini untuk mengedukasi kepada masyarakat terutama anak sekolah bahwa konsumsi ayam dan telur itu penting karena salah satu sumber protein hewan, meningkatkan pertumbuhan dan imunitas," kata Melwizardi.
Kabid Penyuluhan dan Kelembagaan, Sonny Fitri mengatakan ayam dan telur merupakan sumber protein hewani yang mudah didapat apabila dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
"Disamping harganya yang murah, daging ayam dan telur juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, mudah didapat dan diolah dan yang utama sebagai bahan pangan pencegah dan memerangi stunting," katanya.
Menurutnya, masih adanya kasus stunting di Provinsi Sumatera Barat membuat pemerintah untuk terus berupaya menangani kasus tersebut.
"Salah satu upaya mengatasi masalah stunting ialah dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya konsumsi daging ayam dan telur sebagai sumber protein yg mudah didapat untuk pemenuhan gizi masyarakat," pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, Melwizardi mengatakan persiapan dilakukan bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia).
"Rangkaian kegiatan berupa Seminar, kemudian acara Pemecahan Rekor Muri Minum Teh Talua 2.500 gelas, Senam Massal, Lomba Cipta Menu serba Ayam, Pameran UMKM dan Makan fried Chicken free, lokasi kegiatan terpusat di pelataran Jam Gadang," kata Melwizardi di Bukittinggi, Jum'at.
Menurutnya, dalam kegiatan HATN ini, Dinas Pertanian dan Pangan merupakan Satuan Administrasi Pangkal (Satmingkal) acara yang akan di gelar tanggal 14-15 Oktober mendatang.
"Terpilihnya Kota Bukittinggi sebagai lokasi puncak peringatan HATN suatu kebanggaan dan diharapkan dapat jadi magnet kunjungan ke Sumatera Barat, sementara, Kota Padang menjadi tuan rumah bagi seminar yang dihadiri akademisi peternakan dan kesehatan hewan dari seluruh Indonesia," katanya
Ia mengatakan acara HATN pertama kali dicanangkan tahun 2011 pada saat acara Festival Ayam dan Telur oleh Menteri Pertanian Suswono di Senayan Jakarta, tanggal 15 Oktober 2011.
Sejak saat itu setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hari Ayam dan Telur Nasional.
"Tujuan diadakannya HATN ini untuk mengedukasi kepada masyarakat terutama anak sekolah bahwa konsumsi ayam dan telur itu penting karena salah satu sumber protein hewan, meningkatkan pertumbuhan dan imunitas," kata Melwizardi.
Kabid Penyuluhan dan Kelembagaan, Sonny Fitri mengatakan ayam dan telur merupakan sumber protein hewani yang mudah didapat apabila dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
"Disamping harganya yang murah, daging ayam dan telur juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, mudah didapat dan diolah dan yang utama sebagai bahan pangan pencegah dan memerangi stunting," katanya.
Menurutnya, masih adanya kasus stunting di Provinsi Sumatera Barat membuat pemerintah untuk terus berupaya menangani kasus tersebut.
"Salah satu upaya mengatasi masalah stunting ialah dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya konsumsi daging ayam dan telur sebagai sumber protein yg mudah didapat untuk pemenuhan gizi masyarakat," pungkasnya.