Pariaman bakal susun regulasi buku KIA syarat masuk sekolah

id Pemkot Pariaman, angka stunting pariaman,Berita pariaman

Pariaman bakal susun regulasi buku KIA syarat masuk sekolah

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Pariaman, Sumbar Gusniyetti Zaunit (dua kanan) memimpin lokakarya mini percepatan penurunan angka stunting di Kecamatan Pariaman Selatan. ANTARA/Aadiaat M. S.

Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat bakal menyusun regulasi agar buku kesehatan ibu dan anak (KIA) menjadi salah satu syarat anak masuk sekolah sebagai langkah meningkatkan perhatian orang tua dalam mencegah stunting pada anak.

"Buku KIA ini sangat penting dalam melakukan pemantauan kesehatan anak namun kadang-kadang orang tua menganggap ini hal yang sepele," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit pada lokakarya mini percepatan penekanan angka stunting di Kecamatan Pariaman Selatan, Jumat.

Ia mengatakan banyak orang tua seusai memeriksakan kesehatan ibu dan anak meletakkan buku KIA di tempat sembarangan padahal buku tersebut berisi informasi terkait kesehatan dan penyakit yang dialami oleh anak.

Menurutnya karena kurangnya perhatian orang tua terhadap buku tersebut maka diperlukan regulasi agar keberadaannya semakin diperlukan khususnya untuk anak.

"Padahal bisa dikatakan buku ini berisi rekam medisnya anak," katanya.

Gusniyetti mengatakan penggunaan buku KIA tersebut dapat membantu mencegah terjadinya stunting pada anak karena berisi riwayat kesehatan dan penanganannya yang akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, lanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas terkait agar buku KIA masuk ke dalam salah satu syarat masuknya anak ke sekolah.

Ia menyebutkan hingga saat ini stunting di Pariaman berada pada angka 10 yang ditargetkan bisa nol pada 2024 dengan membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

Dengan adanya tim tersebut pihaknya dapat memberikan edukasi terhadap keluarga di daerah itu dan memberikan intervensi bagi keluarga yang mengalami permasalahan ekonomi dan kesehatan.

"Kami berikan vitamin dan makanan tambahan yang hasilnya dapat dilihat dalam waktu enam bulan," ujarnya.

Ia menambahkan lokakarya yang dilaksanakan pada hari ini untuk evaluasi kinerja TPK yang mendampingi keluarga di Pariaman.