Abrasi sungai ancam pasar nagari di Padang Pariaman
Parik Malintang (ANTARA) - Abrasi sungai yang terjadi di Sungai Batang Sani, Korong Lubuak Aro, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mengancam pasar nagari setempat semenjak 2017.
"Hingga sekarang sudah ada delapan kios yang terbawa air sungai, jika terus dibiarkan maka mungkin akan berdampak pada kios-kios lainnya," kata Wali Korong Lubuak Aro Bakri Hosen di Patamuan, Jumat.
Ia mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat permohonan penanganan abrasi tersebut kepada Balai Wilayah Sungai Sumatera V namun hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Padahal, kata dia abrasi yang terjadi semenjak sekitar lima tahun itu secara bertahap terus menggerus tanah pasar yang merupakan pusat perekonomian masyarakat Patamuan dan kecamatan lainnya di kabupaten itu.
Diketahui jika cuaca normal air sungai itu relatif kecil namun ketika hujan lebat maka alirannya membesar dan kuat sehingga berdampak pada tebing sungai.
Saat ini lokasi longsor di pasar tersebut menjadi tempat pembuangan sampah yang tujuannya untuk membantu mengurangi dampak kuatnya arus sungai yang dapat mengikis tanah.
Ia berharap pemerintah segera menangani abrasi sungai tersebut karena jika dibiarkan berlarut-larut maka pasar tersebut habis digerus air dan tempat transaksi jual beli itu tidak dapat digunakan lagi.
Sekitar 500 meter ke arah hulu sungai juga terpantau lokasi abrasi lainnya yang merupakan sawah milik petani sehingga lahan itu tidak dapat digunakan lagi.
Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar John Kenedy Azis yang diminta oleh pemerintah nagari setempat untuk melihat abrasi mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
Ia meminta pemerintah nagari kembali menelusuri surat permohonan yang pernah diberikan itu guna mengetahui kendala yang dihadapi agar pihaknya dapat menindaklanjutinya di kementerian terkait.
Ia juga memberikan opsi lain jika surat permohonan itu tidak dapat ditelusuri dengan membuat permohonan baru yang disertai tanda tangan bupati dan sekretaris daerah setempat.
Pada kesempatan itu ia juga menyesalkan aksi pembuangan sampah di lokasi abrasi karena dinilai tidak efektif dan bahkan memperburuk keadaan karena air sungai bisa jadi tercemar.
"Hingga sekarang sudah ada delapan kios yang terbawa air sungai, jika terus dibiarkan maka mungkin akan berdampak pada kios-kios lainnya," kata Wali Korong Lubuak Aro Bakri Hosen di Patamuan, Jumat.
Ia mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat permohonan penanganan abrasi tersebut kepada Balai Wilayah Sungai Sumatera V namun hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Padahal, kata dia abrasi yang terjadi semenjak sekitar lima tahun itu secara bertahap terus menggerus tanah pasar yang merupakan pusat perekonomian masyarakat Patamuan dan kecamatan lainnya di kabupaten itu.
Diketahui jika cuaca normal air sungai itu relatif kecil namun ketika hujan lebat maka alirannya membesar dan kuat sehingga berdampak pada tebing sungai.
Saat ini lokasi longsor di pasar tersebut menjadi tempat pembuangan sampah yang tujuannya untuk membantu mengurangi dampak kuatnya arus sungai yang dapat mengikis tanah.
Ia berharap pemerintah segera menangani abrasi sungai tersebut karena jika dibiarkan berlarut-larut maka pasar tersebut habis digerus air dan tempat transaksi jual beli itu tidak dapat digunakan lagi.
Sekitar 500 meter ke arah hulu sungai juga terpantau lokasi abrasi lainnya yang merupakan sawah milik petani sehingga lahan itu tidak dapat digunakan lagi.
Sementara itu, Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar John Kenedy Azis yang diminta oleh pemerintah nagari setempat untuk melihat abrasi mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
Ia meminta pemerintah nagari kembali menelusuri surat permohonan yang pernah diberikan itu guna mengetahui kendala yang dihadapi agar pihaknya dapat menindaklanjutinya di kementerian terkait.
Ia juga memberikan opsi lain jika surat permohonan itu tidak dapat ditelusuri dengan membuat permohonan baru yang disertai tanda tangan bupati dan sekretaris daerah setempat.
Pada kesempatan itu ia juga menyesalkan aksi pembuangan sampah di lokasi abrasi karena dinilai tidak efektif dan bahkan memperburuk keadaan karena air sungai bisa jadi tercemar.