Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mencatat realisasi inseminasi buatan (IB) periode Januari-Juni mencapai 336 atau 44,80 persen dari target yang ditetapkan yaitu 750.
"Target tahun lalu ada 800 IB di Pariaman sedangkan realisasinya 109 persen. Namun target sekarang turun 50 menjadi 750," kata Kepala Bidang Pertenakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman Marini Jamal di Pariaman, Kamis.
Menurutnya terjadinya pengurangan target IB yang diberikan kepada pemerintah setempat karena disebabkan oleh pandemi COVID-19 sehingga berpengaruh terhadap anggaran pelaksanaan kegiatan.
Namun, lanjutnya Pemkot Pariaman setiap tahunnya juga mendukung pelaksanaan IB dengan menganggarkan dana dari APBD guna meningkatkan populasi ternak khususnya sapi di daerah itu.
"Jadi selain dari pemerintah pusat Kota Pariaman juga menganggarkan dana untuk mendukung peningkatan populasi ternak, termasuk mensubsidi asuransi ternak yang setiap tahunnya 100 ekor," katanya.
Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan populasi ternak khususnya sapi meskipun saat ini petugas IB dan dokter hewan di daerah itu juga disibukkan mengatasi penyakit mulut dan kuku.
Ia menyebutkan petugas IB dan dokter hewan di Pariaman berjumlah masing-masingnya empat orang sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada di daerah itu. Petugas dan dokter hewan tersebut juga saat ini juga menyosialisasikan terkait penanganan PMK dan pentingnya vaksin saat melaksanakan IB.
Apalagi, lanjutnya daerah itu mendapat penambahan vaksin dari pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi sebanyak 1.000 dosis yang harus disosialisasikan kepada peternak agar mau disuntikkan kepada ternaknya.
Menurutnya PMK tidak begitu berpengaruh terhadap pelaksanaan IB di Pariaman karena dapat dikerjakan secara bersamaan namun hanya saja petugas IB dan dokter hewan harus lebih menjaga kebersihan diri agar tidak menularkan penyakit itu dari ternak satu ke ternak lainnya.
"Jadi sekarang petugas IB sebelum melaksanakan IB harus mandi dulu, lalu kalau mau melaksanakan IB ke ternak lainnya mandi lagi," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut ia juga menyebutkan realisasi sapi yang lahir periode Januari-Juni sebanyak 105 ekor dari 350 ekor target yang ditetapkan. Rendahnya realisasi tersebut, lanjutnya banyak peternak tidak melaporkan sapi yang lahir kepada petugas dan ditambah dengan sistem pelaporan yang sedang dalam perbaikan.