Dinas Pertanian Agam ingatkan pengurus masjid-mushola jeli beli sapi kurban

id Kasus pmk agam,Berita agam,Kesehatan ternak agam,berita sumbar,Dinas Pertanian Agam

Dinas Pertanian Agam ingatkan pengurus masjid-mushola jeli beli sapi kurban

Sapi milik petani di Agam. (Antara/Yusrizal)

Lubukbasung (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengingatkan para pengurus masjid dan mushola untuk jeli dan berhati-hati membeli sapi kurban agar tidak terkonfirmasi virus penyakit mulut dan kuku.

"Periksa kondisi kesehatan sapi yang bakal dibeli itu," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Agam, Farid Muslim di Lubukbasung, Jumat.

Ia mengatakan, pengurus membeli ternak milik masyarakat dan jangan digabungkan dengan sapi milik warga lain. Sapi tersebut harus dirawat dengan baik dan berikan vitamin.

Apabila membeli ke pedagang ternak, tambahnya, sapi itu harus digembalakan oleh pedagang sampai hari pelaksanaan pemotongan.

Dengan kondisi itu, resiko sakit mulut dan kuku bisa terhindar dan apabila sakit bisa diganti dengan sapi lain.

"Ini harus sesuai komitmen dengan pedagang, sehingga sapi yang sakit bisa diganti dengan sapi yang lain sesuai ukuran yang dibeli," katanya.

Ia menambahkan, Pemkab Agan telah membentuk Tim Unit Reaksi Cepat pada masing-masing Puskeswan dalam menyosialisasikan antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku.

Selain itu, menyosialisasikan ternak yang layak untuk di kurban bagi panitia dan pengurus masjid atau mushola .

"Tim juga bertugas menindaklanjuti laporan masyarakat terkait penyakit PMK, melaporkan setiap hari perkembangan kasus (suspect, konfirm, sakit, sembuh, mati dan potong paksa) dan memberikan vitami ke sapi yang sakit atau terkonfirmasi," katanya.

Ia mengakui, total sapi terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku 296 ekor yang tersebar di 12 dari 16 kecamatan di Agam. Ini berdasarkan data perkembangan kasus harian PMK, Selasa (7/6).

Ke 296 ekor sapi itu tersebar di Kecamatan Lubukbasung 74 ekor, Tanjungmutiara 46 ekor, Tanjungraya 20 ekor, Palembayan 20 ekor, Ampeknagari empat ekor.

Sementara di Kecamatan Matur delapan ekor, Ampekangkek delapan ekor, Malalak lima ekor, Canduang 29 ekor, Banuhampu satu ekor, Kamangmagek 28 ekor dan Tilatangkamang 10 ekor.

"Kecamatan Palupuh, Baso, Ampekkoto dan Sungaipua tidak ditemukan PMK," katanya.

Sedangkan tiga ekor sapi dilaporkan mati tersebar di Tanjungraya satu ekor, Ampeknagari satu ekor dan Kamangmagek satu ekor.

Sapi yang mati itu merupakan anak dibawah usia satu tahun dan rentan kematian.

"Sapi yang mati tidak mendapatkan asuransi," katanya.