Simpang Empat (ANTARA) - Warga Kampung Lubuk Panjang Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat melaksanakan sholat di dalam Musala Babussalam yang rusak akibat gempa yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Lantai musala ini masih bisa digunakan untuk sholat. Dinding dan setengah dari atapnya roboh akibat gempa," kata salah seorang jamaah Zakirman (66), Rabu.
Menurutnya warga Kampung Lubuk Panjang Kajai itu terpaksa melaksanakan sholat di dalam musholla yang runtuh, sebab rumah mereka hancur karena gempa.
Shalat yang dilaksanakan di musala yang runtuh itu cukup membahayakan jemaah karena slof, bata, dan atap musala sudah patah dan retak.
Musala itu, katanya merupakan salah satu musholla yang rusak bersama 120 rumah dan dua musholla lainnya akibat gempa.
Padahal, katanya Musala Babussalam baru saja dilakukan renovasi dengan sumbangan warga dan dermawan lainnya.
"Apa daya, musala ini hancur akibat gempa. Kami meminta ada bantuan untuk perbaikan musholla ini karena musholla ini merupakan tempat melaksanakan kegiatan ke Islaman bagi warga Lubuk Panjang," harapnya.
Ia menyebutkan musala ini pernah terbakar pada tahun 1983 dan pada 1984 kembali dibangun secara bertahap hingga saat ini.
Warga Lubuk Panjang lainnya Lastri Effendi (50) mengatakan di kampungnya sekitar 90 persen atau 120 rumah hancur akibat gempa.
Saat ini pihaknya tinggal di dalam tenda yang didirikan di depan rumah warga. Sebelumnya mereka pergi mengungsi ke lokasi pengungsian yang aman di Padang Villa Kajai.
"Selama lima hari kami pergi mengungsi. Saat ini kami sudah pulang dan tidur dalam tenda," ujarnya.
Mengenai kebutuhan sehari-hari sudah mencukupi dari bantuan pemerintah dan berbagai dermawan yang peduli kepada korban gempa.
"Saat ini yang kami butuhkan tambahan beras dan tenda. Selain itu juga lampu penerangan karena saat ini listrik masih padam," sebutnya. *