Pesepak bola top Inggris diskusikan masalah pelecehan dan diskriminasi secara daring

id Jordan Henderson,diskriminasi sepak bola,pelecehan rasial,Inggris

Pesepak bola top Inggris diskusikan masalah pelecehan dan diskriminasi secara daring

Pemain Liverpool Jordan Henderson merayakan kemenangan timnya dari Tottenham Hotspur pada laga pekan ke-13 Liga Premier Inggris di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris, Kamis (17/12/2020) dini hari. ANTARA FOTO/Peter Powell/Pool via REUTERS/wsj.

Jakarta, (ANTARA) - Sejumlah pemain sepak bola papan atas Inggris, termasuk kapten Liverpool Jordan Henderson dan mantan pemain internasional Karen Carney, membahas masalah pelecehan dan diskriminasi bersama pemerintah Inggris pada Senin.

Pertemuan yang digelar secara daring dengan menghadirkan Menteri Kebudayaan Oliver Dowden dan Menteri Olahraga Nigel Huddleston tersebut merupakan bagian dari serangkaian diskusi tentang "Masa Depan Sepak Bola".

Pemerintah Inggris berencana meninjau tata kelola sepak bola dan menerbitkan undang-undang baru yang bisa menuntut pertanggungjawaban perusahaan media sosial atas kerugian secara daring. Tahun ini menjadi tenggat waktu penyelesaian RUU itu oleh Parlemen Inggris.

"Mendengar para pemain berbicara tentang tingkat pelecehan yang mereka hadapi sungguh meresahkan hati," kata Dowden dalam sebuah pernyataan dan dilansir Reuters.

"Masukan mereka hari ini telah memperkuat tekad saya untuk mengeluarkan undang-undang baru demi memastikan adanya akuntabilitas yang jauh lebih besar dari platform media sosial untuk menangani masalah seperti itu."

Carney pada bulan ini menghapus akun Twitter-nya setelah berkomentar tentang Leeds United, saat bekerja sebagai pakar televisi dan kemudian diejek oleh akun resmi klub Liga Premier Inggris sehingga menyebabkan banjir pelecehan secara daring.

Pemain lainnya yang turut menghadiri diskusi daring itu termasuk kapten Watford Troy Deeney, mantan pemain West Ham United Anton Ferdinand dan Tyrone Mings dari Aston Villa.

"Pertemuan itu sangat penting dan saya senang mereka yang memiliki kekuasaan atau kewenangan melakukan perubahan menyadari keseriusan atas pelecehan terhadap pemain," kata Henderson.