Gubernur Sumbar : Doakan yang terbaik untuk korban Sriwijaya Air SJ 182

id sriwijaya air

Gubernur Sumbar : Doakan yang terbaik untuk korban Sriwijaya Air SJ 182

Sejumlah anggota Basarnas melakukan pencarian korban dan puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada hari ketiga di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno meminta masyarakat untuk mendoakan yang terbaik bagi korban tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) serta untuk keluarga yang ditinggalkan.

“Informasinya ada lima orang warga kita dari Sumbar di atas pesawat tersebut. Mari kita kirimkan doa yang terbaik bagi korban serta keluarga yang ditinggalkan," katanya di Padang, Senin.

Lima korban yang berasal dari Sumbar masing-masing Capt. Afwan (Pilot) dari Kabupten Tanah Datar, Fadly Satrianto (Co Pilot) dari Kabupaten Pesisir Selatan, Asy Habul Yamin (Manifes 40) dari Tanah Datar, Faisal Rahman (Manifes 41) dari Tanah Datar dan 5. Angga Fernanda Afriyon (Manifes 3) dari Kota Padang.

Irwan menyebut duka yang dirasakan oleh keluarga korban, adalah duka semua masyarakat. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kekuatan atas musibah yang terjadi.

Ia juga mendoakan agar tim yang bertugas untuk proses evakuasi dimudahkan dalam melaksanakan tugas.

Sementara itu Kepala Biro Humas Sumbar, Hefdi menuturkan gubernur telah menyampaikan bela sungkawa dan duka yang mendalam atas kecelakaan pesawat tersebut.

Namun hingga siang ini belum ada informasi akan ada bantuan atau santunan yang diberikan sebagai bentuk kepedulian pada keluarga korban yang ditinggalkan.

"Belum ada informasi. Mungkin siang nanti ada perkembangan. Nanti diinfokan kembali," katanya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.*