Nagari Pandai Sikek tutup sementara jalur pendakian Gunung Singgalang

id Gunung Singgalang, Padang,Sumbar

Nagari Pandai Sikek tutup sementara jalur pendakian Gunung Singgalang

Ratusan rumah penduduk di pinggang Gunung Singgalang, daerah Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, Rabu (31/12). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, puncak musim hujan akan berlangsung sejak bulan Januari hingga Februari 2015, ada beberapa wilayah di Indonesia yang menunjukkan puncak curah hujan terbesar dan menghimbau masyarakat diharapkan tetap waspada banjir dan longsor. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/ss/pd/14

Batusangkar, (ANTARA) - Pemerintah Nagari Pandai Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat menutup sementara jalur pendakian di daerah itu menuju Gunung Singgalang hingga waktu yang belum ditentukan.

"Penutupan jalur pendakian telah diberlakukan sejak awal Oktober bertujuan memutus penyebaran COVID-19 di Tanah Datar," kata Wali Nagari Pandai Sikek Harmen di Batusangkar Sabtu.

Ia mengatakan penutupan jalur pendakian dilakukan melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sesuai dengan arahan pihak kepolisian dan Pemerintah Nagari setempat.

Dalam pengumuman larangan tersebut berbunyi jika registrasi dan kegiatan pendakian Gunung Singgalang Nagari Pandai Sikek ditutup mulai 1 Oktober 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Jjika ada yang melakukan pendakian selama masa penutupan maka pihak pengelola akan memberikan sangsi sesuai aturan yang berlaku.

Ia mengaku selama ini jalur pendakian lewat Pandai Sikek salah satu jalur yang digunakan untuk pendakian Gunung Singgalang meski tidak seramai pendakian Gunung Marapi.

"Namun sesuai instruksi yang kita terima makanya kita berlakukan penutupan sementara untuk pencegahan COVID-19," ujarnya.

Sementara data perkembangan COVID-19 di Kabupaten Tanah Datar Sabtu, bertambah 13 orang kasus positif baru sehingga jumlah kasus terkonfirmasi menjadi 219 orang.

Terdiri dari 5 orang dirawat di RS. Achmad Muchtar Bukittinggi, 1 orang di RSUD Pariaman, 2 orang dirawat di RS Ibnu Sina Padang Panjang, 3 orang dirawat di RSUD Padang Panjang, 1 Orang di RS Bhayangkara Padang, 1 orang di RSUD Hanafiah Batusangkar.

Sebanyak 10 orang dikarantina di PPSDM Baso, 1 orang dikarantina di Diklat Padang Besi dan 34 orang isolasi mandiri, 154 sudah sudah sembuh dan meninggal dunia 7 orang.