Jumlah Lansia Capai 71,6 Juta pada 2050
Jakarta, (ANTARA) - Jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada 2050 diperkirakan akan melonjak hingga mencapai 71,6 juta jiwa yang akan menjadi tugas berat pemerintah untuk menanganinya.
"Saat ini jumlah lansia sudah mencapai 28 juta jiwa atau sekitar delapan persen dari jumlah penduduk Indonesia dan 1,8 juta di antaranya terlantar. Sedangkan kemampuan pemerintah untuk menangani yang terlantar baru bisa menjangkau sebagian kecil dari jumlah tersebut," kata Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial, Yulia Suhartini di Jakarta, Rabu.
Yulia menyampaikan hal itu di sela Simposium On Ageing In The 21st Century : A Celebration And A Challenge yang diselenggarakan Kementerian Sosial bekerja sama dengan sejumlah organisasi salah satunya badan PBB UNFPA.
Yulia menjelaskan, Kementerian Sosial baru mampu menangani sekitar 46.500 lansia terlantar melalui asistensi lansia sebanyak 26.500 lansia, program home care sebanyak 1.600 lansia dan Day Care untuk 4.500 lansia.
Anggaran Kementerian Sosial untuk penanganan lansia sekitar Rp84 miliar dimana dari dana tersebut sekitar Rp67 miliar untuk asistensi lansia.
Di samping itu juga sebanyak Rp8 miliar dianggarkan untuk program home care, day care dan program pendamping lansia.
"Memang masih kecil jumlah yang ditangani, karena itu butuh kepedulian semua pihak untuk ikut menangani masalah lansia, apalagi ke depan jumlah lansia akan terus bertambah sebab usia harapan hidup kita juga meningkat yaitu mencapai 72 tahun," kata Yulia.
Makin bertambahnya usia harapan hidup di Indonesia yaitu 72 tahun, maka jumlah lanjut usia juga semakin besar. Diprediksi pada 2025, jumlah lansia membengkak menjadi 40 jutaan. Bahkan di 2050 jumlah lansia diperkirakan mencapai 71,6 juta jiwa di Indonesia.
Maka Kementerian Sosial mengajak semua pihak untuk peduli terhadap lansia termasuk dunia usaha melalui kepedulian sosial perusahaan (CSR), meskipun diakui Yulia saat ini ada sebagian pengusaha yang turut membantu penanganan lansia. (*/jno)