Presiden Jokowi apresiasi dukungan pada "rumah sakit tanpa dinding"
Ini beda kita dengan negara lain, tidak semua orang harus ke dokter, ke rumah sakit, ke puskesmas, tapi bisa lewat telemedicine,
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi dukungan layanan medis jarak jauh menggunakan sarana telekomunikasi, yang dia sebut sebagai "rumah sakit tanpa dinding", dalam upaya penanggulangan wabah virus corona penyebab penyakit COVID-19.
"Saya menghargai ini, yang belum banyak diungkap kita punya rumah sakit tanpa dinding, telemedicine, ini akan sangat bagus untuk disampaikan," kata Presiden saat menyampaikan pengantar dalam Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
"Ini beda kita dengan negara lain, tidak semua orang harus ke dokter, ke rumah sakit, ke puskesmas, tapi bisa lewat telemedicine," katanya.
Presiden mengatakan bahwa layanan konsultasi medis jarak jauh menggunakan sarana telekomunikasi juga mengurangi risiko penularan virus corona penyebab COVID-19 di kalangan petugas kesehatan.
Kepala Negara mengatakan bahwa sudah ada beberapa perusahaan aplikasi teknologi yang menyediakan layanan konsultasi medis jarak jauh bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
Pengguna aplikasi layanan medis jarak jauh yang semula sekitar empat juta, menurut dia, kini juga sudah bertambah menjadi 15 juta.
"Ini sangat bagus," kata Presiden.
Berkenaan dengan manajemen penanganan pasien COVID-19, Presiden meminta Menteri Kesehatan melakukan pengaturan supaya tidak semua pasien harus masuk ke rumah sakit.
Ia mengatakan, pasien yang tidak membutuhkan perawatan intensif bisa menjalani isolasi mandiri di rumah, pasien dengan gejala ringan hingga sedang dibawa ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, dan pasien yang membutuhkan penanganan intensif dirujuk ke rumah sakit rujukan penanganan infeksi virus corona.
"Saya menghargai ini, yang belum banyak diungkap kita punya rumah sakit tanpa dinding, telemedicine, ini akan sangat bagus untuk disampaikan," kata Presiden saat menyampaikan pengantar dalam Rapat Terbatas Laporan Tim Gugus Tugas COVID-19 melalui telekonferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
"Ini beda kita dengan negara lain, tidak semua orang harus ke dokter, ke rumah sakit, ke puskesmas, tapi bisa lewat telemedicine," katanya.
Presiden mengatakan bahwa layanan konsultasi medis jarak jauh menggunakan sarana telekomunikasi juga mengurangi risiko penularan virus corona penyebab COVID-19 di kalangan petugas kesehatan.
Kepala Negara mengatakan bahwa sudah ada beberapa perusahaan aplikasi teknologi yang menyediakan layanan konsultasi medis jarak jauh bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
Pengguna aplikasi layanan medis jarak jauh yang semula sekitar empat juta, menurut dia, kini juga sudah bertambah menjadi 15 juta.
"Ini sangat bagus," kata Presiden.
Berkenaan dengan manajemen penanganan pasien COVID-19, Presiden meminta Menteri Kesehatan melakukan pengaturan supaya tidak semua pasien harus masuk ke rumah sakit.
Ia mengatakan, pasien yang tidak membutuhkan perawatan intensif bisa menjalani isolasi mandiri di rumah, pasien dengan gejala ringan hingga sedang dibawa ke Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, dan pasien yang membutuhkan penanganan intensif dirujuk ke rumah sakit rujukan penanganan infeksi virus corona.