Hari Nusantara, Pariaman luncurkan program pilah sampah dari rumah

id bahaya sampah plastik,dampak sampah plastik,pilah sampah plastik,Hari Nusantara

Hari Nusantara, Pariaman luncurkan program pilah sampah dari rumah

Direktur Penilaian Kenerja Pengolahan Limbah B3 dan B Non B3 Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Sinta Saptarina Soemiarno (kanan) menyerahkan tumbler dengan kantong kian pengganti kantong plastik kepada Wali Kota Pariaman Genius Umar (kiri) pada peluncuran pilah sampah dari rumah di Pariaman, Jumat. (ANTARA/aadiaat M S)

Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) meluncurkan pilah sampah dari rumah pada rangkaian Hari Nusantara yang diselenggarakan di daerah itu.

"Peluncuran ini merupakan yang pertama di Sumbar setelah gerakan nasional ini kami luncurkan pada September lalu di Stadiun Utama Gelora Bung Karno," kata Direktur Penilaian Kenerja Pengolahan Limbah B3 dan B Non B3 Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Sinta Saptarina Soemiarno saat sambutan pada peluncuran program itu, Jumat.

Ia mengatakan gerakan nasional itu untuk mengatasi sampah di Indonesia apalagi saat ini permasalahan tempat pembuangan akhir didominasi banyak tumpukan sampah.

"Berdasarkan data sampah di Indonesia itu pada 2018 mencapai 65,8 juta ton," katanya.

Oleh sebab itu untuk mengatasi sampah tersebut tidak dapat dilakukan dengan penanganan saja namun perlu pengurangan sampah sebesar 30 persen dengan cara pemilahan sampah di rumah.

Ia mengatakan pemilahan sampah tersebut dapat meningkatkan pendapatan warga karena dapat bernilai ekonomis.

Ia menyebutkan sampah plastik per kilogram sebenarnya diperuhaan daur ulang dihargai Rp11 ribu perkilogram namun kenyaataanya yang ditemukan itu Rp3 ribu saja.

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah daerah untuk memotong mekanisme penjualan barang bekas sehingga harganya sesuai dengan seharusnya.

"Di daerah Malang ada dokter membuat program bisa membayar premi asuransi dengan sampah, bahkan ada bank sampah yang bisa menghasilkan pendapatan ratusan juta" kata dia.

Pada kesempatan tersebut pihaknya membagikan tumbler dan mengajak masyarakat untuk menggunakan wadah itu sehingga dapat mengurangi penggunaan botol mineral.

Sementara itu, Wali Kota Pariaman Genius Umar mengatakan pihaknya saat ini sedang berupaya menggurangi penggunaan botol mineral.

Ia pun mendorong pemerintahan kecamatan dan desa serta kelurahan di Pariaman untuk membuat aturan guna meminimalisir produksi sampah.

"Saat ini sudah ada kelurahan Jawi-jawi II yang membudidayakan magot dengan memanfaatkan sampah organik di Pasar Pariaman untuk pakannya," ujar dia.

Ia menyampaikan pihaknya akan mendorong pemerintahan desa dan kelurahan lainnya di daerah itu untuk melakukan hal serupa karena tidak saja dapat mengurangi produksi sampah namun juga bernilai ekonomis.