Wanita tani produksi minyak kelapa murni untuk kesehatan

id Berita Aceh Terkini,Minyak Kelapa Murni,Virgin Coconut Oil,VCO Aceh Barat,Minyak Kelapa,Aceh Barat

Wanita tani produksi minyak kelapa murni untuk kesehatan

Kelompok tani dan petugas penyuluh pertanian memperlihatkan minyak kelapa murni (VCO), minyak pataran, dan minyak kelapa murni hasil produksi wanita kelompok tani di Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, saat gelar produk inovasi pangan di Meulaboh, Selasa (3-12-2019). ANTARA/Teuku Dedi Iskandar

Meulaboh, (ANTARA) - Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat, mulai memproduksi minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO) untuk kesehatan dan kebutuhan rumah tangga.

Adapun minyak yang sudah diproduksi ini terdiri atas minyak kelapa murni (VCO), minyak pataran (minyak kelapa tanpa terkena sinar matahari), dan minyak kelapa untuk kebutuhan dapur rumah tangga.

"Untuk sementara kami baru memproduksi untuk kalangan sendiri dan warga lokal saja yang membutuhkan," kata Resiana Nasution, warga Arongan Lambalek, Kabupaten Aceh Barat di Meulaboh, Rabu.

Untuk bisa memproduksi minyak kelapa murni tersebut, dia bersama warga setempat hanya membutuhkan sekitar 30 butir kelapa untuk menghasilkan 4—5 botol minyak kelapa murni dengan kapasitas sekitar 150 mililiter per botol dengan harga jual sekitar Rp50 ribu per botol.

Khusus minyak VCO, kata dia, dipercaya sangat bagus untuk kesehatan karena jika dikonsumsi tidak berdampak buruk terhadap jantung, menurunkan kolesterol, membunuh bakteri di dalam tubuh, serta sangat berguna, baik kesehatan orang dewasa maupun anak-anak.

Minyak kelapa untuk kebutuhan rumah tangga, kata Resiana Nasution, dijual seharga Rp30 ribu per bambu atau untuk satu liternya dijual seharga Rp15 ribu/liter.

Meski baru diproduksi secara terbatas, menurut dia, permintaan masyarakat, khususnya di Kota Meulaboh, Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat sangat diminati konsumen karena diyakini sangat baik untuk kesehatan dan mencegah kolesterol jahat di dalam tubuh.

"Tidak menutup kemungkinan ke depan kami akan memproduksi secara massal karena sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya kalangan wanita tani di desa-desa di Aceh Barat," katanya. (*)