Masih ingat kasus pembunuhan suami istri yang juga majikannya sendiri, pelaku divonis penjara seumur hidup

id Aceh,Pemerintah Aceh,Provinsi Aceh,Pemprov Aceh,terdakwa pembunuhan,dihukum seumur hidup,pembunuhan suami isteri,berita aceh,aceh terkini,berita terki

Masih ingat kasus pembunuhan suami istri yang juga majikannya sendiri, pelaku divonis penjara seumur hidup

Terdakwa Iskandar bin Alm Muhammad Daud (rompi oranye) usai mendengarkan putusan majelis hakim di Pengadilan Negara Banda Aceh, Selasa (8-10-2019). ANTARA/M. Haris S.A.

Banda Aceh, (ANTARA) - Majelis hakim Pengadilan Negeri Banda Aceh memvonis hukuman penjara seumur hidup terhadap Iskandar bin Alm Muhammad Daud, terdakwa pembunuhan suami istri yang juga majikannya.

Vonis tersebut dibacakan majelis hakim diketuai Eti Astuti dalam sidang di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Selasa.

Sebelumnya, terdakwa Iskandar didakwa menghilangkan nyawa suami istri M. Nasir dan Roslinda di sebuah warung nasi, Gampong Lamteh, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh, pada tanggal 26 Februari 2019 pukul 02.40 WIB.

Pada sidang tersebut, terdakwa Iskandar hadir ke persidangan mengenakan rompi oranye bertuliskan Tahanan Kejari Banda Aceh didampingi penasihat hukumnya, Ramli Husein.

"Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 340 KUHP karena menyebabkan hilangkan nyawa orang lainnya yang direncanakan," kata majelis hakim.

Fakta persidangan, kata majelis hakim, terdakwa melakukan perbuatannya karena selalu dimarahi majikannya pasangan suami istri tersebut. Pikiran melakukan perbuatan tersebut selalu timbul di benak terdakwa.

Terdakwa juga menyetel alarm di telepon genggamnya pada waktu kejadian. Namun, terdakwa juga beberapa kali sempat mengurungkan niatnya. Namun, akhirnya pembunuhan tetap dilakukan terdakwa.

"Di persidangan, terdakwa menyesali perbuatan, mengakui perbuatan, punya tanggung jawab keluarga, serta belum pernah dihukum," ungkap majelis hakim.

Kendati putusan majelis hakim sama dengan tuntutan, jaksa penuntut umum Mursyid dari Kejaksaan Negeri Banda Aceh menyatakan pikir-pikir.

Begitu pula, terdakwa dan penasihat hukumnya menyatakan pikir-pikir. (*)