Tanah Datar galang dana bantu perantau Minang korban kerusuhan di Wamena Papua

id Yuhardi,korban wamena papua,kerusuhan papua,berita tanah datar,berita sumbar,sumbar terkini,korban wamena

Tanah Datar galang dana bantu perantau Minang korban kerusuhan di Wamena Papua

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tanah Datar, Yuhardi. (Antara/Etri Saputra)

Batusangkar, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat menggalang dana untuk membantu perantau Minang khususnya asal Tanah Datar yang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua beberapa waktu lalu.

"Kerusuhan yang terjadi di Wamena Papua mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, pembakaran terhadap toko dan rumah penduduk yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Korban kerusuhan tersebut sebahagiannya berasal dari Sumatera Barat, termasuk warga Tanah Datar," kata Kepala Dinas Sosial Tanah Datar Yuhardi di Batusangkar, Rabu.

Ia mengatakan peristiwa tersebut membuat orang Sumatera Barat terluka dan merasa peduli atas peristiwa yang terjadi di Papua.

Baca juga: Pura-pura mati, Erizal selamat saat kerusuhan di Wamena

Bentuk kepedulian tersebut dalam hal ini pihaknya mengumpulkan dana di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah setempat, bekerja sama dengan provinsi untuk memulangkan warga Tanah Datar ke kampung asalnya.

Ia mengatakan penggalangan dana itu dibuat melalui surat edaran dari Bupati agar dapat diinfokan ke seluruh jajaran ASN, termasuk guru dan kepala sekolah.

Sumbangan yang terkumpul diserahkan ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat paling lambat 7 Oktober.

"Uang yang terkumpul akan kita gunakan untuk memberangkatkan warga Tanah Datar yang ingin pulang kampung bagi yang mau, kalau mereka memilih bertahan akan diberikan berupa batuan modal usaha," katanya.

Baca juga: Cerita Gian anak perantau asal Pesisir Selatan, tak percaya ibu dan adiknya tewas dibakar di Wamena

Ia mengatakan berdasarkan data dari perantau, saat ini tercatat sebanyak delapan orang warga Tanah Datar masih berada di pengungsian di Koramil setempat di Wamena.

Mereka atas nama Rudi Kormas warga Talago Gunuang, Noveri Asman, Novita, Qia (2) Zio (8) (isteri dan anak Noveri), Sartoni, Rahmad warga Tanjung Barulak, Yose warga Sijangek.

Yose isterinya orang Makassar dan Sartoni isterinya orang Palopo. Saat ini mereka semuanya mengungsi di koramil setempat. (*)

Baca juga: Kisah perantau Jember selamatkan diri di Wamena, bawa dua anak pemilik rumah makan Padang sembunyi di kandang babi