BUMNag Mutiara Mandiri Pesisir Selatan beli batok kelapa masyarakat secara nontunai

id BUMNag Mutiara Mandiri

BUMNag Mutiara Mandiri Pesisir Selatan beli batok kelapa masyarakat secara nontunai

Sejumlah pejabat dari Kabupaten Pesisir Selatan dan Provinsi Sumatera Barat berfoto di halaman kantor BUMNag Mutiara Mandiri usai penilaian BUMNag berprestasi tingkat provinsi setempat, Selasa (9/7). (Antara Sumbar/Didi Someldi Putra)

Painan, (ANTARA) - Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) Mutiara Mandiri, Nagari (Desa) Sungai Tunu Barat, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat berencana membeli batok kelapa dari masyarakat secara nontunai pada 2020.

"Dalam pembelian secara nontunai kami berencana menggandeng BNI," kata Direktur BUMNag Mutiara Mandiri, Riski Arif di Painan, Jumat.

Ia mengatakan melalui kegiatan itu akan didapat berbagai keuntungan mulai dari pencatatan belanja yang rapi, meminimalkan kebocoran belanja dan lainnya.

Sementara di pihak masyarakat mereka akan lebih mudah menggunakan uang hasil penjualan batok kelapa, mulai dari membayar tagihan listrik, PDAM, pulsa telepon genggam dan lainnya.

Saat ini sekitar 1.000 kepala keluarga aktif menjual batok kelapa kepada BUMNag, batok kelapa yang dibeli selanjutnya diolah menjadi arang batok kelapa.

Ke depan masing-masing mereka akan dijembatani untuk mendapatkan nomor rekening.

Setelah memiliki nomor rekening setiap penjualan batok kelapa akan dicatat dan di akhir atau di awal bulan, nominal dari penjualan langsung di transfer ke rekening mereka masing-masing.

"Rata-rata yang aktif menjual batok kelapa merupakan ibu-ibu rumah tangga pemilik usaha warung makan ataupun usaha kedai lontong gulai, paling sedikit mereka menjual delapan hingga 20 keping batok kelapa sehari," ungkapnya.

Harga batok kelapa lanjutnya bervariasi antara Rp800 sampai Rp1.000 perkilogram tergantung kondisinya, jika satu kepala keluarga konsisten menjual dua kilogram batok dalam sehari, maka per bulan sudah mengantongi uang lebih kurang sekitar Rp50 ribu.

Dalam sebulan pihaknya mengolah rata-rata sekitar 30 ton batok dengan nilai transaksi mencapai Rp27 juta.

Sementara itu Manajer Tim Taskforce BUMDes BNI Wilayah Padang, Akhirullawis menyambut baik rencana BUMNag Mutiara Mandiri dan akan maksimal memberikan pendampingan dalam mewujudkannya.

"Inovasi BUMNag ini cukup bagus dan kami siap mendampingi apalagi BUMNag Mutiara Mandiri menjalankan unit usaha Agen46 yang merupakan jaringan BNI di daerah," sebutnya.

Mewujudkan transaksi nontunai pada pembelian batok kelapa, BNI kata dia memiliki program BNI Pandai yang memungkinkan satu kepala keluarga memiliki satu rekening.

Rekening tersebut bisa didapat secara cuma-cuma alias gratis serta bebas administrasi bulanan, kendati demikian pemiliknya tetap diberikan buku tabungan dan kartu ATM.

"Pendaftaran pembuatan nomor rekening bisa melalui BUMNag Mutiara Mandiri secara kolektif," tambahnya. (*)