Ekspor Sumbar sepanjang 2018 capai 1,5 miliar dolar AS

id ekspor sumbar, impor sumbar

Ekspor Sumbar sepanjang 2018 capai 1,5 miliar dolar AS

Kapal kargo melakukan aktivitas bongkar muat di perairan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/ed/nz

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat sepanjang 2018 nilai ekspor provinsi itu mencapai 1,5 miliar dolar Amerika Serikat atau mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang mencapai 2,04 miliar dolar AS.

"Pada 2018 ekspor Sumbar paling dominan adalah komoditas lemak dan minyak hewan/nabati dengan nilai 1,1 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Sumbar Sukardi di Padang, Senin.

Selain itu karet dan barang dari karet juga menjadi komoditas paling banyak diekspor dengan nilai 290,4 juta dolar AS serta garam, belerang dan kapur 65,01 juta dolar AS.

Sepanjang 2018 negara tujuan ekspor paling besar adalah India dengan total nilai ekspor 438,85 juta dolar AS, Amerika Serikat 393,07 juta dolar AS, Bangladesh 131,56 juta dolar AS dan Singapura 121,67 juta dolar AS.

Ia menyampaikan pada 2018 ekspor ke India memiliki peran sebesar 27,51 persen dan Amerika Serikat 24,64 persen.

Sementara ekspor industri pengolahan Sumbar pada 2018 mencapai 1,5 miliar dolar AS, pertambangan 29,37 juta dolar AS dan pertanian 28,70 juta dolar AS.

Sebaliknya sepanjang 2018 nilai impor Sumbar mencapai 546,34 juta dolar AS atau mengalami peningkatan 22,43 persen dibandingkan 2017 yang mencapai 446,26 juta dolar AS.

Komoditas yang paling banyak diimpor pada 2018 adalah bahan bakar mineral senilai 404,76 juta dolar AS, pupuk 48,85 juta dolar AS dan mesin peralatan mekanik 28,49 juta dolar AS.

Negara asal impor terbesar pada 2018 yaitu Singapura dengan nilai 376,66 juta dolar AS, Malaysia 31,82 juta dolar AS , ujarnya.

Sebelumnya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat Ramal Saleh menyampaikan potensi ekspor provinsi itu belum tergarap secara maksimal karena masih terfokus pada komoditas tertentu.

"Saat ini, ekspor kita masih terfokus pada minyak sawit mentah dan karet, seharusnya komoditas lain masih dapat dikembangkan," katanya.

Menurutnya, jumlah ekspor CPO dari Sumbar mencapai 70 persen, sedangkan komoditas karet sebesar 30 persen dari total ekspor.

"Hal ini perlu jadi perhatian karena masih banyak komoditas yang masih dapat dioptimalkan seperti kakao, pinang, dan vanila," katanya.

Ia mengatakan apabila komoditas lain seperti kakao dan pinang dikembangkan sehingga setara dengan jumlah ekspor CPO dan karet akan berdampak luas terhadap perekonomian. (*)