Sriwijaya FC minta penundaan jadwal Piala Indonesia, ini alasannya

id Sriwijaya FC

Sriwijaya FC minta penundaan jadwal Piala Indonesia, ini alasannya

Sriwijaya FC. (cc)

Palembang, (Antaranews Sumbar) - PT Sriwijaya Optimis Mandiri selaku manajemen Sriwijaya FC meminta penundaan jadwal pertandingan timnya di babak 32 besar Piala Indonesia karena saat ini klub sedang berbenah secara internal.

Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid di Palembang, Selasa, mengatakan, surat dengan nomor 5/SFC/I/2019 sudah resmi dilayangkan ke Sekretaris Jenderal PSSI tertanggal 15 Januari 2019.

"Berdasarkan hasil keputusan perusahaan, kami meminta ke PSSI untuk dijadwalkan ulang pertandingan SFC melawan Keluarga USU Medan pada 22 Januari 2019 di leg pertama dan 30 Januari 2019 di leg kedua. Kami minta diundur, setidaknya dua bulan ke depan," kata Faisal.

Ia mengatakan, permintaan manajemen klub didasari sejumlah hal penting yang terjadi di dalam pengelolaan Sriwijaya FC. Pertama, adanya peralihan saham mayoritas SFC pada 14 Januari 2019.

Kedua, adanya kegiatan persiapan dan pelaksanaan konsolidasi serta perubahan komposisi manajemen pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang akan dilaksanakan PT SOM.

"Kami mengharapkan PSSI bisa merespon positif keinginan kami, karena sejatinya Sriwijaya FC ingin tetap eksis berkompetisi Piala Indonesia, dan Liga 2 pada musim kompetisi baru ini," kata dia.

Sebelumnya, pada Senin (14/1) malam, komisaris utama yang sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama PT SOM Munddai Madang menyatakan mundur dalam pengelolaan klub Sriwijaya FC.

Pernyataan itu disampaikan Muddai melalui Sekretaris Daerah Nasrun Umar dalam acara urun rembuk bersama tokoh sepak bola Sumsel di Hotel Horison Palembang.

Pada kesempatan itu juga, Gubernur Sumsel Herman Deru dalam sambutannya meminta Muddai untuk mundur dalam pengeloan Sriwijaya FC demi kebaikan dan meredam konflik. Permintaan gubernur itu diterima oleh Muddai dengan menyatakan dirinya langsung menyerahkan pengelolaan ke Herman Deru. Sedangkan untuk saham yang dimiliki, sementara ini Muddai menyerahkan mandat ke Herman Deru sebagai pribadi (bukan gubernur) untuk mengambilalihnya.

Sekda Nasrun Umar mengatakan, untuk peralihan aset dan lainnya akan segera diselesaikan, termasuk pihak mana yang akan ditunjuk mengelola SFC ke depan.

"Bisa jadi buat PT baru, ini masih mau dibicarakan," kata Nasrun. (*)