Nelayan Pesisir Selatan kesulitan mencari elpiji, perlu tambahan pangkalan
Painan, (Antaranews Sumbar) - Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat butuh penambahan empat pangkalan elpiji tiga kilogram khusus untuk nelayan setelah dilakukan konversi bahan bakar kapal dari minyak menjadi gas.
"Setidaknya terdapat 585 kapal nelayan yang telah memiliki konverter kit atau alat konversi mesin kapal, dengan alat itu kapal yang sebelumnya hanya bisa dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak juga bisa bisa dioperasikan menggunakan bahan bakar gas," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya, Dinas Perikanan setempat, Afriman Julta di Painan, Senin.
Untuk itu, ujarnya, setidaknya daerah setempat butuh penambahan pangkalan elpiji tiga kilogram khusus bagi nelayan sebanyak empat unit.
Ke 585 nelayan tersebar di Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang dan Ranah Pesisir.
"Agar pangkalan elpiji khusus nelayan mudah dijangkau kami telah mengajukan lokasi berdirinya ke Pertamina yakni di Bayang, Batang Kapas, IV Jurai dan Sutera," ungkapnya.
Ia menyebutkan, dengan menggunakan bahan bakar gas nelayan bisa menghemat biaya transportasi yang mereka keluarkan sekali melaut hingga 30 persen.
Selain itu nelayan juga masih tetap bisa menggunakan bahan bakar minyak dalam mengoperasikan kapal-kapalnya.
"Meski penggunaan elpiji menguntungkan namun masih ada tugas yang mesti dijalankan pemerintah yaitu memastikan elpiji mudah didapat hingga ketersediaannya, karena jika itu tidak terpenuhi maka program konversi bahan bakar tidak akan berjalan maksimal," lanjutnya.
Ia mengungkap di daerah setempat terdapat 1.970 perahu yang menggunakan mesin tempel dan perahu-perahu itu juga bisa menggunakan elpiji sebagai bahan bakar dengan menggunakan konverter kit.
"Kami mendorong agar nelayan yang telah beralih ke elpiji mempromosikan keuntungan menggunakannya sehingga perlahan-lahan nelayan lain beralih," sebutnya.
Selain bisa menghemat pengeluaran nelayan penggunaan elpiji dalam mengoperasikan kapal juga lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan bahan bakar minyak, tambahnya. (*)
"Setidaknya terdapat 585 kapal nelayan yang telah memiliki konverter kit atau alat konversi mesin kapal, dengan alat itu kapal yang sebelumnya hanya bisa dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak juga bisa bisa dioperasikan menggunakan bahan bakar gas," kata Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya, Dinas Perikanan setempat, Afriman Julta di Painan, Senin.
Untuk itu, ujarnya, setidaknya daerah setempat butuh penambahan pangkalan elpiji tiga kilogram khusus bagi nelayan sebanyak empat unit.
Ke 585 nelayan tersebar di Kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang dan Ranah Pesisir.
"Agar pangkalan elpiji khusus nelayan mudah dijangkau kami telah mengajukan lokasi berdirinya ke Pertamina yakni di Bayang, Batang Kapas, IV Jurai dan Sutera," ungkapnya.
Ia menyebutkan, dengan menggunakan bahan bakar gas nelayan bisa menghemat biaya transportasi yang mereka keluarkan sekali melaut hingga 30 persen.
Selain itu nelayan juga masih tetap bisa menggunakan bahan bakar minyak dalam mengoperasikan kapal-kapalnya.
"Meski penggunaan elpiji menguntungkan namun masih ada tugas yang mesti dijalankan pemerintah yaitu memastikan elpiji mudah didapat hingga ketersediaannya, karena jika itu tidak terpenuhi maka program konversi bahan bakar tidak akan berjalan maksimal," lanjutnya.
Ia mengungkap di daerah setempat terdapat 1.970 perahu yang menggunakan mesin tempel dan perahu-perahu itu juga bisa menggunakan elpiji sebagai bahan bakar dengan menggunakan konverter kit.
"Kami mendorong agar nelayan yang telah beralih ke elpiji mempromosikan keuntungan menggunakannya sehingga perlahan-lahan nelayan lain beralih," sebutnya.
Selain bisa menghemat pengeluaran nelayan penggunaan elpiji dalam mengoperasikan kapal juga lebih ramah lingkungan ketimbang menggunakan bahan bakar minyak, tambahnya. (*)