Unand kukuhkan Dekan Farmasi sebagai guru besar

id Unand

Unand kukuhkan Dekan Farmasi sebagai guru besar

Berfoto bersama usai pengukuhan guru besar Farmasi Unand Prof Fatma Sri Wahyuni, di Padang, Senin (20/8). (Antara sumbar)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumbar mengukuhkan Dekan Fakultas Farmasi Prof Fatma Sri Wahyuni sebagai guru besar pada rapat Majelis Guru Besar, di Padang, Senin.

Dilansir dari informasi humas Unand, Senin Rektor Unand Prof Tafdil Husni mengatakan dengan dikukuhkannya dekan Farmasi tersebut total Unand memiliki 147 guru besar.

Bagi Unand kata dia, ini semakin mengukuhkan peluang sebagai kampus kelas dunia, yang mana saat Ini Unand dari data Kemenristekdikti Unand berada pada klaster satu untuk perguruan tinggi non vokasi di Indonesia.

Pencapaian nomor 10 ini salah satunya karena meningkatnya kualitas penelitian termasuk kualitas guru besarnya.

Pada dasarnya gelar guru besar hanya dapat diraih di perguruan tinggi yang faktor penentunya dinilai layak dalam pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

Sementara itu dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Potensi Tetrapeniltoloquinon, Senyawa Hasil Isolasi dari Kulit Kandis sebagai Obat Kanker Paru, Prof Fatma menjelaskan tentang inovasi baru untuk obat penyakit mematikan tidak menular tersebut.

Fokusnya kata dia pengembangan dan efektivitas obat tradisional dalam mencegah dan memberantas penyakit berbahaya.

Dia menyebutkan dari data GLOBOCAN, yang fokus pada penelitian kanker terdapat 1,8 juta kasus dari kanker paru-paru di dunia.

Data ini diambil pada 2012 dan jumlahnya akan meningkat hingga 2025.

Sebagai langkah tentu ahli farmasi bekerja keras untuk menyiapkan obat atau sistem pencegah meluasnya kanker tersebut.

Asam Kandis atau Garcinia cowa Roxb sejatinya memiliki kandungan senyawa aktif dapat menghambat pertumbuhan kanker, terutama pada sisi daunnya.

Pada penelitian ini, dia mengekstrak kemudian mengisolasi senyawa dalam asam kandis yakni Tetrapreniltoluquinon dengan beragam perlakuan.

Dia berharap orasi ini menjadi bahan perkembangan ilmu berikutnya khususnya dalam bidang pengobatan dan farmasi. (*)